Salin Artikel

Dukung Jam Malam, Bapak-bapak di Surabaya: Pergaulan Anak Kini Sangat Membahayakan

Di tengah pro-kontra yang berkembang, melalui Kompas.com, dua orang ayah dari Surabaya menyuarakan dukungannya dengan alasan yang sangat manusiawi yaitu keselamatan, kedisiplinan dan masa depan anak-anak.

Sujono, warga Bratang ini menyambut baik kebijakan jam malam kepada anak dengan penuh harap.

Ia menilai jam malam menjadi bentuk perlindungan dan kontrol positif terhadap anak, terutama bagi anak perempuan seperti yang dimiliki.

“Baik untuk mencegah dari hal-hal negatif. Anak saya kan perempuan, tapi setidaknya itu memberi pembelajaran bahwa dengan adanya jam malam itu lebih disiplin waktu,” ujarnya.

Apalagi ia mengakui bahwa anak remaja, khususnya dari generasi Z, sering kali sulit diajak berkomunikasi.

Namun, pendekatan informatif lebih diutamakan.

“Saya kasih tahu berita mengenai jam malam itu, cuma anak saya memang dasarnya tidak pernah keluar malam jadi ya lebih mudah. Tapi di rumah ya main gadget kalau tanpa kegiatan,” kata Sujono.

“Kalau ada kegiatan di sekolah itu maksimal jam 7 malam sudah sampai di rumah,” sambungnya.

Menurutnya, aturan jam malam ini sangat penting untuk mengarahkan anak-anak di Surabaya agar tidak terjerumus dalam pergaulan yang membahayakan.

“Saya sih setuju dengan adanya peraturan tersebut setidaknya remaja-remaja di Surabaya terarah. Karena saat ini pergaulan anak-anak ini membahayakan, terlalu bebas,” tutur pria berusia 50 tahun itu.

“Kalau punya anak perempuan, mungkin takut terjerumus pergaulan bebasnya saja,” imbuhnya.

Sementara itu, senada dengan Sujono, Fonda August memandang jam malam sebagai bentuk edukasi tanggung jawab bagi remaja.

Menurutnya, aturan yang jelas bisa menciptakan pemahaman yang lebih baik di antara anak-anak dan orang tua.

“Aturan jam malam bisa membantu anak remaja memahami batasan waktu dan meningkatkan kesadaran akan tanggung jawab. Ini juga bisa membantu orang tua memantau kegiatan anak dan memastikan keselamatan mereka,” tutur pria yang tinggal di Asem Jajar.

Ia menekankan pentingnya komunikasi terbuka dalam pelaksanaan aturan ini.

Selain itu, ia menyarankan agar dalam menetapkan jam malam, orang tua dan anak bisa berdialog dan saling memahami.

Bahkan ia menguraikan beberapa poin penting yang sebaiknya disertakan dalam pengaturan jam malam.

Antara lain waktu pulang yang spesifik, konsekuensi bila dilanggar, pengecualian untuk kegiatan resmi, dan komunikasi yang terbuka.

“Dengan aturan yang jelas, anak remaja bisa lebih mudah memahami dan mengikuti aturan tersebut,” kata Fonda.

Seperti diketahui jam malam yang diberlakukan mulai pukul 22.00 WIB hingga 04.00 WIB ini tertuang dalam Surat Edaran Nomor 400.2.4/12681/436.7.8/2025.

Wali Kota Eri Cahyadi menegaskan bahwa aturan ini bukan untuk membatasi ruang gerak anak, tetapi justru untuk melindungi mereka dari pergaulan bebas, narkoba dan kekerasan.

Meski ada beberapa pengecualian untuk kegiatan sekolah, keagamaan, atau kondisi darurat, kebijakan ini bertujuan agar anak-anak bisa lebih fokus pada belajar, beristirahat optimal, dan tumbuh dalam lingkungan yang sehat.

Anak-anak yang melanggar akan ditangani secara persuasif, dan orang tua diwajibkan mengikuti program parenting sebagai bentuk tanggung jawab.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/06/25/070514178/dukung-jam-malam-bapak-bapak-di-surabaya-pergaulan-anak-kini-sangat

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com