Gibran didampingi Wakil Menteri BUMN Aminuddin Ma’ruf, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan wakilnya Emilistianto Dardak, Kapolda Jatim Irjen Pol Nanang Avianto, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Rudi Saladin, serta Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dan wakilnya, Mujiono.
Dalam kunjungan tersebut, Gibran berniat untuk bersilaturahmi dengan jajaran pengasuh dan para santri.
Salah satu Dewan Pengasuh PP Mambaul Ulum, KH. Anwar Iskandar menyampaikan, kunjungan tersebut sebagai bagian upaya untuk memperkuat jalinan ulama dan umara (pejabat) yang menjadi modal penting pembangunan Indonesia.
“Beliau memohon silaturahim dan hubungan antara ulama dan umara terus terjalin untuk Indonesia bersatu,” ungkap kiai yang kini menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Majelis Ulama Indonesia itu.
Kiai Anwar menambahkan jika persatuan terwujud dengan baik, maka akan memberikan kemajuan bagi Indonesia.
Oleh karena itu, ia bersama para kiai terus mendoakan keberhasilan para pemimpin Indonesia.
Menurutnya, keberhasilan Presiden Prabowo, Wakil Presiden dan seluruh pembantu-pembantunya adalah keberhasilan bagi seluruh bangsa Indonesia tanpa terkecuali.
Untuk diketahui, Pesantren Mambaul Ulum merupakan salah satu pesantren sepuh di Banyuwangi yang berdiri sejak 1930-an atas upaya dari KH. Askandar.
Berkat kiprahnya yang panjang, ribuan alumni telah lahir dari lembaga pendidikan ini dan tersebar ke berbagai Nusantara.
Tak kurang dari 30 pesantren di Indonesia yang terafiliasi dengan keluarga besar pesantren tersebut.
“Kami sangat bangga dengan kiprah Pesantren Mambaul Ulum ini. Ini merupakan pesantren yang turut berkontribusi bagi Banyuwangi dalam menyiapkan sumber daya manusia yang unggul,” ungkap Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
Perlu diketahui, pesantren ini juga dilengkapi dengan sejumlah pendidikan formal.
Dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi yang dilengkapi pula dengan sejumlah pendidikan vokasional untuk pendidikan menengah atas.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/06/24/093737278/sambangi-ponpes-gibran-lesehan-bareng-ulama-banyuwangi