Tanggap Darurat Banjir di Halmahera Selatan, 13.965 Warga Mengungsi

HALMAHERA SELATAN, KOMPAS.com - Banjir di Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, pada Minggu (22/6/2025), menyebabkan sebanyak 4.182 kepala keluarga (KK) atau 13.965 jiwa mengungsi ke lokasi yang aman.

Empat titik pengungsian yang disediakan pemerintah setempat, yakni Kantor BPBD, Masjid Raya Al-Khairat, Masjid Sultan Bacan, dan SMP Negeri 1 Bacan.

Di samping itu, Dinas Sosial dan Tagana telah mendirikan dapur umum di lapangan Merdeka Labuha dan Desa Amasing Kota Utara.

"Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir melanda 15 desa di Kecamatan Bacan, Bacan Selatan, Gane Barat, Gane Timur, dan Gane Timur Selatan," ungkap Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya, Senin (23/6/2025).

Muhari juga mengkonfirmasi bahwa satu balita berusia dua tahun dinyatakan meninggal dunia setelah terbawa arus, dan satu orang mengalami luka akibat sengatan listrik.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan juga telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir selama 14 hari.

"Terhitung sejak 22 Juni hingga 7 Juli 2025, melalui Surat Keputusan Nomor 154 Tahun 2025," kata Muhari.

Menurut Muhari, 1.522 rumah terdampak akibat banjir ini.

Meliputi, empat rumah mengalami rusak berat, tiga rusak ringan, dua jembatan rusak berat, satu jembatan rusak ringan, dan satu bronjong sepanjang 40 meter mengalami kerusakan.

Tinggi muka air tercatat berkisar antara 20 hingga 150 sentimeter di sejumlah titik terdampak.

Pemerintah setempat terus berkoordinasi dengan pihak terkait dalam melakukan asesmen, evakuasi warga terdampak, distribusi logistik, dan pendirian posko penanganan darurat di kantor BPBD.

Unsur TNI, Polri, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Basarnas, serta para relawan turut aktif dalam pemantauan situasi dan percepatan penanganan darurat.

"BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi banjir susulan, dan selalu memantau informasi resmi dari instansi berwenang," imbaunya.