Gencarnya aktivitas online shop memang menjadi tantangan tersendiri bagi para pedagang toko offline yang kerap kali merasakan penurunan penjualan yang cukup drastis.
Tidak jarang juga, para pedagang terpaksa gulung tikar atau beralih memilih berjualan melalui online shop demi mengikuti perkembangan zaman.
Sebagaimana yang dialami beberapa tenant di Pusat Grosir Surabaya (PGS). Di sana, para pedagang tidak hanya melayani pembelian secara langsung, tetapi juga aktif berjualan live di media sosial.
Selain itu, beberapa pedagang tampak sibuk melakukan pengemasan barang, termasuk menempelkan label untuk pengiriman ke luar kota maupun luar pulau.
Aktivitas tersebut menunjukkan bahwa PGS telah bertransformasi dengan menggabungkan model bisnis grosir tradisional dengan strategi digital masa kini.
Salah satunya, Syarifa, owner Faza Store yang sekitar 4 tahun berdagang produk-produk kerudung di PGS.
Ia menceritakan, sudah sekitar satu tahun terakhir berdagang lewat live streaming sembari berjualan di toko offline.
Hal itu ia lakukan untuk meningkatkan penjualan karena tingginya minat masyarakat terhadap pembelian melalui online shop.
“Karena kan sekarang apa-apa serba online, kalau kita juga enggak bisa mengikuti zaman ya enggak nututi,” katanya saat ditemui Kompas.com di PGS, Jumat (20/6/2025).
Setiap harinya, Syarifa bersama karyawannya akan melakukan live streaming sejak pagi hingga malam hari menjelang toko tutup.
Jika sebelumnya hanya sekitar 20-30 kerudung yang terjual, kini ia bisa meningkatkan penjualan dua hingga tiga kali lipat melalui live streaming dan online shop.
“Kita kan enggan bisa hanya mengandalkan pembeli yang datang ke toko, kalau dibantu lewat live streaming sama online shop saja sudah lumayan ngebantu penjualan banget sih, Mbak,” tuturnya.
Ada juga Fahriza, pemilik toko aksesoris wanita yang mengungkapkan bahwa penjualan online shop membantunya memperluas pasar, di samping meningkatkan omzet.
Ia juga menerima pesanan secara online dari berbagai kota, seperti Bandung, Jakarta, bahkan Papua.
“Lumayan sih, Mbak, jadi daripada hanya menunggu pembeli datang ke toko, kita bisa nyambi (mengisi waktu luang) sambil jualan di online shop,” tutur Fahriza.
Menurutnya, setiap pedagang offline harus terus berkreasi dan mengikuti perkembangan zaman dalam memasarkan produknya.
“Kita enggak bisa diam saja karena saingan semakin tinggi, harga barang semakin mahal, jadi mau gak mau harus terus kreatif dan mengikuti zaman,” ucapnya.
Hal tersebut tidak hanya dirasakan oleh UMKM atau pedagang kecil, tetapi juga mal-mal besar yang kerap terancam sepi pengunjung bahkan pailit jika tidak terus berinovasi.
Siapkan studio pemasaran digital
Oleh karena itu, Manager Operasional PT Jasamitra Propertindo selaku manajemen pengelola PGS, Agung Santoso menyebut pihaknya berencana akan menyediakan studio pemasaran digital dalam rangka mendorong kreativitas para pelaku usaha dalam berdagang.
“Supaya mereka nantinya juga bisa lebih, lebih kreatif lagi, kita ini akan kita akan kita berikan fasilitas, cuma kan kita masih siapkan dulu supaya nanti kita ajak kerja sama beberapa pihak,” kata Agung.
Ia menyampaikan, rencananya studio tersebut akan disediakan secara gratis bagi seluruh tenant PGS apabila ingin berdagang lewat live streaming.
“Nanti kita sediakan ruangan-ruangan supaya mereka kalau waktunya mau live atau semisal mau ada program-program yang terkait dengan usahanya dia bisa menggunakan fasilitas yang kita sediakan,” katanya.
Nantinya, para pedagang akan bergantian menggunakan fasilitas tersebut dan diberikan batas waktu tertentu.
“Kalau dia mau live, semisal saya mau live 2 jam, nanti kita atur karena ini kan juga harus bergantian waktunya dengan (pedagang) yang lainnya,” ujarnya.
Meskipun Agung belum bisa memastikan kepastian waktu pelaksanaan, pihaknya akan merealisasikan rencana pembangunan studio tersebut secepatnya.
“Kami juga sedang menyiapkan itu supaya mudah-mudahan nanti dalam waktu yang tidak lama ini kita dapat mengakomodasi seluruh kepentingan dari semua pihak yang ada di dalamnya,” ungkapnya.
“Kita nanti juga akan berkoordinasi sama para pedagang dulu agar mungkin mereka mau menyiapkan stok barangnya lebih banyak atau tim kreatifnya karena kan tidak semua pedagang juga punya kemampuan untuk itu,” kata dia.
Melalui studio pemasaran digital itu, tidak hanya untuk meningkatkan omzet penjualan tetapi juga memberikan ruang agar para pedagang dapat berkreasi lebih leluasa dan nyaman.
“Biasanya para tenant kan juga menyimpan stok barang-barangnya di toko itu sehingga seringkali duduk aja susah, nah makanya kita sediakan satu ruangan yang bisa mereka pakai untuk berjualan live lebih leluasa dan nyaman,” tuturnya.
Menurutnya, di tengah perkembangan teknologi yang pesat, para pelaku usaha harus terus melakukan terobosan, berpikir kreatif, dan mengikuti zaman.
“Ya, salah satunya, kami pengelola hanya memberikan fasilitas yang nantinya bisa di manfaatkan untuk kepentingan para pelaku usaha. Yang dulunya konvensional dengan adanya medsos dengan perkembangan teknologi dan sebagainya kan harus menyesuaikan,” paparnya.
Ia berharap, para pedagang dapat terus meningkatkan omzet dan mengambangkan bisnisnya.
“Mungkin kalau baru dua kali live streaming enggak langsung bisa menambah omzet.
Namun, kalau dia rutin lakukan itu, orang lama-lama akan notice dan kita harapkan bisa menjadi satu peningkatan terhadap omzet bagi mereka,” katanya.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/06/20/182739278/transformasi-pusat-grosir-surabaya-saat-para-pedagang-mulai-berjualan-lewat