Salin Artikel

Mahasiswa Unair Ciptakan Pendeteksi Siklus Baterai Kendaraan Listrik Menggunakan AI dan IoT

Penelitian ini berlangsung sepanjang tahun 2025 dan menjadi bagian dari kontribusi terhadap sustainable development goals (SDGs), khususnya dalam isu lingkungan dan energi bersih.

Tiga mahasiswa dari Program Studi Teknik Industri Unair, yaitu Nadia Salsabila Chansa, Rahma Ayu Kusuma Wardani, dan Christofanny Nathaniela Naibaho, tergabung dalam tim riset Electric Vehicle on Study (EVOS).

Mereka menggabungkan teknologi Internet of Things (IoT) dan kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi, menganalisis, dan mengelola kondisi baterai bekas kendaraan listrik.

Sistem yang mereka rancang menggunakan sensor suhu, arus, dan tegangan yang terhubung ke mikrokontroler, yang mengirimkan data secara real-time ke platform cloud.

“Dengan dukungan AI, data yang masuk diproses untuk mendeteksi anomali, menilai kesehatan baterai, dan memprediksi kegagalan fungsi."

"Ini memungkinkan baterai digunakan kembali secara efisien tanpa risiko kerusakan mendadak,” ujar Nadia, ketua tim, pada Kamis (19/6/2025).

Tim EVOS tidak hanya fokus pada teknologi, tetapi juga memperkenalkan konsep sharing economy dalam pemanfaatan baterai bekas.

“Kami ingin menciptakan ekosistem yang berkelanjutan, di mana baterai yang sudah tidak terpakai dapat memiliki fungsi baru melalui sistem sewa berbasis platform digital,” kata Rahma.

Melalui platform ini, baterai hasil remanufaktur akan disewakan kembali kepada pengguna lain, sehingga mengurangi kebutuhan produksi baterai baru.

Berdasarkan hasil pengujian, Rahma menuturkan bahwa baterai bekas yang telah direkondisi mampu mencapai kapasitas hingga 4.940 mAh dan tetap stabil digunakan untuk jarak tempuh hingga 50 Km.

“Proses rekondisi ini bukan hanya memperpanjang siklus hidup baterai, tetapi juga secara signifikan menekan biaya lingkungan akibat limbah elektronik,” ujarnya.

Proyek REVOLT membuktikan bahwa inovasi berbasis data dan teknologi dapat menjadi solusi konkret untuk tantangan lingkungan saat ini.

Di tengah peningkatan penggunaan kendaraan listrik, pendekatan ini membuka jalan bagi sistem ekonomi sirkular yang efisien dan ramah lingkungan.

“Dengan mengintegrasikan teknologi pintar dan pendekatan kolaboratif seperti sharing economy, kami ingin menciptakan sistem yang bukan hanya efisien, tetapi juga inklusif dan berorientasi masa depan,” tutur Christofanny.

Ia berharap riset ini dapat menjadi blueprint untuk pengembangan industri baterai berkelanjutan di Indonesia.

“Semoga melalui riset ini dapat digunakan sebagai blueprint untuk pengembangan industri baterai pada kendaraan di masa depan,” pungkasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/06/20/122549878/mahasiswa-unair-ciptakan-pendeteksi-siklus-baterai-kendaraan-listrik

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com