Salin Artikel

Armuji Marah Saat Direksi PT Surya Gemilang Multindo Ingin Merokok Dulu

Mediasi ini dilaksanakan terkait dugaan kasus penipuan rumah yang melibatkan perusahaan tersebut.

Dalam mediasi kali ini, kedua belah pihak berencana membahas penghitungan sertifikat rumah dan aset-aset lain sebagai pengembalian uang ganti rugi bagi para korban.

Melalui unggahan di akun YouTube resmi Armuji, terlihat bahwa mereka bersama para korban dan kuasa hukum mendatangi kantor PT Surya Gemilang Multindo yang terletak di Jalan Jenggolo, Pucang, Sidoarjo.

Setibanya di lokasi, Armuji dan Mimik langsung menemui Deni Irawan, direksi PT Surya Gemilang Multindo, untuk segera membahas penyelesaian ganti rugi.

Namun, Deni menyatakan keinginannya untuk merokok terlebih dahulu.

"Iya, monggo panjenengan (Armuji dan Mimik) ke sana, saya masih mau rokokan (merokok) dulu," ucap Deni dengan santai.

Perilaku Deni tersebut memicu kemarahan Armuji dan Mimik.

Ketegangan semakin meningkat saat kuasa hukum baru PT Surya Gemilang Multindo, Rastra, tiba dan mengirimkan undangan penundaan mediasi.

Rastra menjelaskan bahwa penundaan terjadi karena pihaknya baru saja ditunjuk sebagai pengacara sehari sebelumnya.

"Jadi intinya dalam surat itu (mediasi) ditunda besok karena kami juga baru mendapat panggilan dari Ibu (Lisna) itu kemarin," jelasnya.

Kemarahan pihak korban, serta Armuji dan Mimik, semakin memuncak.

Mimik menekankan bahwa pada mediasi sebelumnya, PT Surya Gemilang Multindo telah bersepakat untuk membawa surat dan aset miliknya untuk dihitung sebagai ganti rugi.

"Kemarin itu saya yang ngundang, sudah bersepakat, sudah jabat tangan kalau Senin minggu depan sertifikat sama semuanya dibawa, kok sekarang ngingkari maneh (kok sekarang mengingkari lagi)," tegas Mimik.

Kuasa hukum korban, Dimas, juga mengingatkan pentingnya prinsip kehati-hatian bagi advokat sebelum menerima klien baru.

"Bukannya saya menggurui ya, tapi sebelum sampeyan (Anda) menerima klien seharusnya sampeyan (Anda) pelajari dulu apa kasusnya," tuturnya.

Rastra kemudian mengungkapkan niatan baik untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, namun ia memerlukan waktu untuk mempelajari kembali kasusnya.

"Jadi memang penelusuran dasar hukum dan lain-lain kami kan masih mempelajari," ujarnya.

Cak Ji menekankan pentingnya PT Surya Gemilang Multindo untuk membawa semua sertifikat dan jaminan aset yang dapat dihitung nilainya dalam mediasi selanjutnya, yang direncanakan di rumah dinas Wakil Bupati Sidoarjo.

"Besok sampean (Anda) kumpulkan aset-aset itu. Sing bener loh iki yo, guduk fotokopian loh ya (Yang asli loh ya, bukan fotokopinya loh ya)," tegasnya.

Mimik juga meminta agar PT Surya Gemilang Multindo membuat surat kesepakatan langsung di tempat terkait perjanjian membawa bukti sertifikat dan aset pada mediasi selanjutnya.

"Pak di tulis aja sekarang di kertas karena kita sudah trauma kemarin," pungkasnya.

Akhirnya, kedua belah pihak sepakat untuk bertemu kembali dalam mediasi lanjutan pada Selasa (17/6/2025) untuk membahas penyelesaian uang ganti rugi bagi para korban.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/06/17/105939778/armuji-marah-saat-direksi-pt-surya-gemilang-multindo-ingin-merokok-dulu

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com