Salin Artikel

Warga Surabaya yang Laporkan Penipuan Rumah ke Armuji Bertambah

Sejak pukul 08.00 WIB, masyarakat sudah mengantre menunggu giliran untuk masuk menyampaikan aspirasi di Jalan Wali Kota Mustajab Nomor 78, Kota Surabaya kepada Cak Ji.

Seperti halnya Paragrita asal Bulak Cimpat Barat, Surabaya yang mengaku telah ditipu jual-beli rumah oleh PT SIR.

Dia dijanjikan rumahnya diserahkan tiga bulan setelah pembayaran, tetapi hingga setahun lebih pihak perusahaan tidak menempati janji tersebut.

Hal yang sama juga diungkapkan Sagriyah, warga Tambak Mayor, Surabaya.

Ia mengaku telah melakukan pembelian rumah cessie di daerah Balongsari, Surabaya dengan PT BP.

“Pihak perusahaan bilang akan dikembalikan uang saya karena sudah ditebus sama pemiliknya, tapi sampai sudah sekitar 2 tahun kurang, uang saya belum dikembalikan, bulan Mei saya tagih lagi enggak dikasih cuma janji-janji saja,” ungkapnya kepada Cak Ji.

Sagriyah telah membayar Rp 520 juta dari harga rumah Rp 620 juta sejak Desember 2023.

“Kasus ini sama dengan Bapak (Paragrita) ini, owner-nya sama tapi PT nya beda, kalau Pak Paragrita alamat perusahaannya ada di dekat Bandara Juanda, tapi kalau saya (alamat perusahaan) pindah di North West, Citraland,” ujarnya.

Ada pula korban lain, Paramita, warga Rungkut Asri yang ditipu pembelian rumah cessie oleh Desi Nuryanti dari PT BP seharga Rp 300 juta.

“Uang saya sudah masuk Rp 300 juta, pihak perusahaan baru mengembalikan Rp 80 juta, sisanya terus-menerus diulur, enggak ditepati janjinya,” katanya.

Cak Ji pun meminta para korban untuk berkumpul dan membuat satu grup sebelum nantinya dilakukan inspeksi mendadak (sidak).

“Gini aja, sampeyan (Anda) kumpulkan korban yang lain, bikin grup, nanti baru kita sidak ke sana,” kata Cak Ji.

Sementara itu, Budi, salah seorang perwakilan dari 6 orang korban mengaku sudah membeli rumah di Medokan Ayu dengan PT CDD, tetapi ternyata kini tanahnya bersengketa dengan pihak pengembang.

“Saya sudah bayar seharga Rp 370 juta dari Rp 400 juta masih di tahap pelunasan, rumahnya ada, sudah ditempati anak saya. Tapi, tanahnya itu masih sengketa dengan pihak developer yang mana dia mau mecah surat tanah itu menjadi 6 bagian, nah ini sampai sekarang masih belum diselesaikan,” tutur Budi.

Dia bersama keenam warga lainnya beserta RT sudah pernah melakukan diskusi dan ternyata diketahui pihak developer belum melakukan pelunasan pembayaran dengan pemilik tanah.

Namun, kini pihak pengembang sangat sulit dihubungi dan selalu berusaha menghindar.

“Saya pernah datangi rumahnya, saya ketemu sama istrinya tapi katanya orangnya (pihak pengembang) itu sudah enggaknpernah pulang ke rumah, enggak tahu ke mana,” ucapnya.

Menanggapi hal tersebut, Cak Ji pun menyarankan untuk para korban melaporkan hal tersebut terlebih dahulu kepada kelurahan.

“Sekarang sampeyan (Anda) buat laporan dulu saja ke kelurahan bersama enam orang korban yang lain,” kata Cak Ji.

Tak ketinggalan, seorang perempuan yang mengaku telah menjadi korban lain dalam kasus penipuan rumah cessie oleh pemilik PT SGMM seharga Rp 495 juta sejak tiga bulan yang lalu.

“Saya cuma dijanjikan rumah di daerah Pandugo, katanya harus pelunasan rumah dulu setelah 3 bulan baru dikasihkan (diberikan) rumahnya. Saya lihat rumahnya ada, saya tanya pemilik rumahnya benar katanya rumahnya masih dilelang, tapi sampai sekarang pemiliknya masih menempati rumah itu,” katanya.

Armuji pun langsung mengajak perempuan tersebut untuk melakukan mediasi di Rumah Dinas Wakil Bupati (Wabup) Sidoarjo Mimik Idayana pukul 11.00 WIB.

“Nanti datang langsung aja di Rumah Dinas Wabup Sidoarjo, jam 11.00 WIB di dekat Masjid Agung Sidoarjo,” kata Cak Ji.

Kegiatan di Rumah Aspirasi ini merupakan upaya pemerintah kota untuk mendekatkan diri dengan warga dan menyelesaikan permasalahan secara langsung.

Cak Armuji menunjukkan komitmennya untuk mendengarkan dan menindaklanjuti keluhan warga demi meningkatkan kualitas pelayanan publik di Surabaya.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/06/17/103520878/warga-surabaya-yang-laporkan-penipuan-rumah-ke-armuji-bertambah

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com