Eri mengatakan, sudah bertemu dengan Forum Solidaritas Madura Indonesia (FSMI), Jumat (13/6/2025).
Mereka sepakat untuk membatalkan aksi yang rencananya digelar di Balai Kota Surabaya itu.
"Insya Allah teman-teman apakah ada (demo) itu, insya Allah enggak ada. Karena apa? Karena ini kita sudah terangkan. Inilah yang terjadi," kata Eri, di ruang kerjanya, Sabtu (14/6/2025).
Eri menjelaskan, kebijakannya tersebut untuk menertibkan jukir liar yang tidak menaati peraturan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
Contohnya, penggunaan karcis parkir untuk konsumen.
"Kalau kita ingin menjaga Surabaya, ketika menjadi petugas parkir, satu jangan menarik parkir di atas karcis yang sudah ditentukan, kedua jangan menarik uang tanpa karcis, beres toh," ujarnya.
Kemudian, kata Eri, FSMI memahami, arah langkahnya untuk menerapkan jukir yang menggunakan rompi perusahaan.
Akhirnya, mereka sepakat agar peraturan tersebut tetap dilanjutkan.
"Kalau orang yang tidak mengerti kan akhire ono sing (ada yang) fitnah A, fitnah B, fitnah C. Tapi ketika dijelaskan gamblang, loh ya wis berarti wis bener, ya, benar, makanya kita jalan bersama," ujarnya.
Oleh karena itu, Eri mengimbau, agar masyarakat melawan pihak yang tidak menjalan aturan.
Dengan demikian, maka situasi Surabaya tetap aman dan nyaman bagi waeganya.
"Warga Surabaya kan kepengin ngono tok to (keinginannya hanya begitu saja kan) aman, nyaman. Nah, yang kalau ternyata ada oknum yang itu (melanggar) ya ayo kita lawan begitu loh," jelasnya.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/06/14/202424978/ini-cara-eri-cahyadi-melunakkan-hati-forum-solidaritas-madura-yang-awalnya