Salin Artikel

Lurah di Kota Batu Ungkap Jan Hwa Diana yang Bersikap Arogan dan Memancing Amarah Warga

Seperti diketahui, Jan Hwa Diana ternyata tak hanya terlibat dalam dua kasus, yakni penahanan ratusan ijazah eks karyawan dan pengeryusakan mobil milik pengusaha konstruksi di Surabaya.

Jan Hwa Diana ternyata juga pernah berkasus di Kota Baru.

Kasus Jan Hwa Diana di Kota Batu sempat diungkap Wakil Wali Kota Surabaya Armuji saat kasus penahanan ijazah masih ramai-ramainya.

Armuji tak habis dengan ulah Diana yang melaporkan tetangganya ke polisi, padahal sumber masalahnya ada padanya.

Kasus di Kota Batu ini dipicu ulah Diana yang merenovasi rumah di daerah Temas pada Februari 2025.

Menurut Lurah Temas, Adi Santoso, aktivitas renovasi rumah milik Jan Hwa Diana di Jalan Dewi Sartika Gang 3 Blok H, Kelurahan Temas, itu dilakukan hingga larut malam.

Suara bising dari pekerjaan konstruksi tersebut secara langsung mengganggu ketenangan warga di lingkungan yang padat penduduk.

Menurut Adi, konflik yang terjadi itu memuncak karena minimnya komunikasi.

"Seharusnya, sebagai pemilik rumah yang melakukan pembangunan di malam hari, ada pemberitahuan atau izin terlebih dahulu kepada ketua RT dan warga sekitar. Karena etika sosial itu tidak dilakukan, warga pun marah," kata Adi, Selasa (10/6/2025).

Warga yang merasa terganggu akhirnya meminta para pekerja untuk menghentikan aktivitas renovasi.

Namun, respons yang didapat justru eskalasi konflik.

Merasa tidak terima dengan teguran warga, Jan Hwa Diana memilih melaporkan para tetangganya ke Polsek Batu dengan dalih meminta perlindungan.

"Atas dasar itu warga meminta tukang menghentikan renovasi rumah milik Bu Jan Hwa Diana. Mungkin karena tidak terima akhirnya Bu Jan Hwa Diana melaporkan ke Polsek Batu," katanya.

Proses mediasi pun berlangsung alot di Polsek Batu.

Adi mengungkapkan bahwa selama diskusi, Jan Hwa Diana kerap menyanggah argumen warga, sehingga sempat memancing amarah.

Mediasi yang berjalan hingga pukul 01.00 WIB dini hari itu akhirnya mencapai kesepakatan damai, sehingga masalah tidak berlanjut ke ranah hukum.

Kesaksian serupa juga disampaikan oleh salah satu tetangga, Sinal Abidin.

"Benar, yang bersangkutan pernah cekcok dengan warga di sini, pemicunya adalah renovasi rumah hingga tengah malam yang sangat mengganggu," katanya.

Peristiwa lama ini kembali mencuat seiring dengan viralnya kasus CV Sentoso Seal.

Salah seorang warga Temas kemudian melaporkan insiden di Kota Batu kepada Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji, melalui media sosial.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Duduk Perkara Jan Hwa Diana di Kota Batu Dibongkar Lurah Temas, Ganggu Warga Malah Lapor Polisi.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/06/10/140307078/lurah-di-kota-batu-ungkap-jan-hwa-diana-yang-bersikap-arogan-dan-memancing

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com