Salin Artikel

Pertamina: Tambahan Alokasi 30.000 Elpiji 3 Kg di Sumenep Bukan karena Langka

SUMENEP, KOMPAS.com - Beredar informasi elpiji bersubsidi 3 kilogram langka di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Pemerintah Kabupaten Sumenep pun meminta tambahan kuota 30.000 tabung elpiji.

Menanggapi hal ini, Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus melalui Sales Area untuk klaster Kabupaten Sumenep telah melakukan pengecekan lapangan, termasuk agen dan pangkalan, terkait kabar kelangkaan ini.

Hasilnya, stok elpiji 3 kilogram masih aman. Tambahan kuota 30.000 tersebut berdasarkan permintaah Pemkab Sumenep untuk memenuhi kebutuhan pada momen Idul Adha.

Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga, Ahad Rahedi menyampaikan, Pertamina sudah melakukan pengecekan situasi di lapangan. Dari hasil penelusuran, stok elpiji bersubsidi 3 kilogram masih aman dan kondusif di tengah terjadinya peningkatan kebutuhan elpiji sejak bulan Syawal hingga Idul Adha.

Peningkatan konsumsi pada momen Idul Adha ini sudah diantisipasi. Pemerintah Kabupaten Sumenep mengirimkan permohonan penambahan pasokan.

"Koordinasi bersama pemerintah daerah setempat untuk konsumsi elpiji bersubsidi 3 kilogram merupakan hal yang sudah rutin dilaksanakan Pertamina sebagai antisipasi lonjakan konsumsi pada masa-masa tertentu, salah satunya momen Idul Adha ini," kata Ahad kepada Kompas.com, Minggu (8/6/2024).

"Sebagai hasil koordinasi bersama Pemerintah Kabupaten Sumenep, pada perayaan Idul Adha Jumat lalu (6/6/2025), Pertamina telah menyalurkan lebih dari 30.000 tabung dalam bentuk penyaluran fakultatif, yakni penyaluran tambahan di luar penyaluran reguler, jadi permintaan bukan atas dasar isu kelangkaan tetapi memang sudah ditetapkan pelaksanaannya," tegas Ahad.

Selanjutnya, Ahad menjelaskan, selama terjadinya lonjakan permintaan pada momen Idul Adha, Pertamina juga telah mengingatkan kepada seluruh pangkalan dan agen elpiji 3 kilogram untuk menyalurkan elpiji sesuai ketentuan, memprioritaskan konsumen pengguna langsung dengan harga sesuai harga eceran tertinggi (HET) Rp 18.000.

Pertamina juga berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Sumenep untuk mengimbau masyarakat melakukan pembelian secara wajar di pangkalan terdekat dan tidak panic buying memborong elpiji 3 kilogram.

"Pertamina telah memprioritaskan penyaluran fakultatif untuk wilayah yang terindikasi mengalami kekurangan stok dan terus melakukan monitoring lebih lanjut bersama Pemerintah Kabupaten Sumenep untuk mengantisipasi kelangkaan elpiji 3 kilogram. Dengan segala upaya dan antisipasi ini, diharapkan stok aman dan penyaluran kondusif untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya Kabupaten Sumenep," tutur Ahad.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/06/08/212130778/pertamina-tambahan-alokasi-30000-elpiji-3-kg-di-sumenep-bukan-karena-langka

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com