Munir menjadi satu-satunya siswa dari Kediri yang lolos seleksi tahun ini, sekaligus yang pertama dari MAN 3 Kediri.
Munir yang lahir pada 2007 dan berasal dari Desa Wonorejo, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri ini mengaku telah mempersiapkan diri sejak kelas 11.
Niatnya belajar di Universitas Al Azhar muncul karena latar belakang pendidikan pesantren yang telah ia jalani sejak kecil.
"Saya ingin belajar agama langsung dari sumbernya. Al Azhar adalah tempat terbaik untuk memperdalam ilmu agama," kata Munir saat ditemui Rabu (4/6/2025) lalu.
Perjalanan panjang menuju Universitas Al Azhar ia tempuh melalui dua tahap seleksi yang diadakan Kemenag.
Tahap pertama adalah computer based test (CBT) pada 17 Mei 2025 dari Kediri.
Tes ini diikuti ribuan peserta dari seluruh Indonesia, serentak dengan melibatkan 15 PTKIN.
Setelah itu, ia dinyatakan lolos dan mengikuti tes wawancara mendalam di UIN Malang pada 20 Mei.
"Kalau di UIN Malang kemarin ada sekitar 85 peserta yang tes wawancara, Alhamdulillah saya lolos," ujarnya.
Tahap terakhir adalah wawancara langsung dari Kairo secara daring melalui Zoom, yang dilaksanakan pada 3 Juni 2025.
Munir mengaku sempat gugup, tetapi semua proses bisa ia lewati dengan lancar berkat persiapan yang matang.
"Sejak kelas 11 saya sudah mulai belajar soal-soal tahun sebelumnya, menghafal kosakata Arab, dan belajar berbicara langsung dengan penutur Arab. Jadi saat tes, saya tidak kaget," ujarnya.
Menginap di rumah guru
Tak hanya belajar secara mandiri, Munir bahkan pernah menginap di rumah salah satu gurunya di Desa Medowo, Kecamatan Kandangan untuk fokus belajar tanpa gangguan.
Dia sengaja meninggalkan suasana rumah yang penuh godaan seperti main futsal dan game demi bisa lebih disiplin belajar.
Dukungan dari berbagai pihak turut menguatkan semangat Munir.
Orangtuanya, meski awalnya tak menyangka, kini bangga dan bersyukur.
Selain itu, pihak sekolah, khususnya guru alumnus Al Azhar turut memberikan bimbingan dan motivasi.
"Teman-teman asrama di sini juga selalu menyemangati saya. Saat hampir putus asa, mereka mengingatkan saya untuk tidak menyerah," katanya.
Munir bahkan menjalani puasa Daud sebagai bentuk tirakat menjelang tes, agar hati dan pikirannya lebih tenang dalam menghadapi setiap tahap seleksi.
Berkat kerja kerasnya, Munir dinyatakan lolos seleksi masuk perguruan tinggi Islam tertua di dunia itu.
"Saat tahu saya lolos, saya langsung mengabari orangtua. Mereka sangat senang dan bangga. Saya juga terharu dan kaget," katanya.
Menurut rencana, Munir akan mengambil jurusan Ushuluddin setelah mengikuti program persiapan bahasa di Darul Lughah, markaz Tatwir, yang diperkirakan berangkat paling cepat November 2025.
Munir berpesan kepada adik-adik kelasnya agar tidak mudah menyerah dalam mengejar impian.
"Persiapkan diri sebaik mungkin, terus belajar, tawakal, dan percayakan hasilnya kepada Allah. Jika kita bersungguh-sungguh, Allah pasti bukakan jalan," katanya.
Kepala MAN 3 Kediri, Jamiludin turut mengungkapkan rasa syukur atas pencapaian tersebut.
"Prestasi ini luar biasa. Ini bukti bahwa siswa MAN 3 Kediri bisa bersaing di tingkat internasional. Semoga menjadi motivasi bagi siswa lainnya untuk terus bermimpi besar," ucap Jamiludin.
Ia menyampaikan, pihak sekolah akan terus memberikan dukungan dan pembinaan agar semakin banyak siswa yang mampu menembus perguruan tinggi kelas dunia.
"Seperti prestasi yang diraih Nur Ahmad Misbakhul Munir masuk Universitas Al Azhar," katanya.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul "Cerita Munir, Siswa MAN 3 Kediri, Lolos Seleksi Universitas Al-Azhar Kairo Jalur Kemenag."
https://surabaya.kompas.com/read/2025/06/08/153059578/cerita-munir-asal-kediri-lolos-seleksi-al-azhar-kairo-giat-belajar-sampai