Salin Artikel

Pedagang Hewan Kurban di Surabaya Akui Adanya Penurunan Daya Beli Masyarakat

Hampir setiap tahun pedagang asal Wonokromo, Badrus tak pernah absen membuka lapak jual hewan kurban di kawasan Ketintang, Kecamatan Gayungan, Kota Surabaya.

Sejak tanggal 19 Mei hingga hari ini, Kamis (5/6/2025), Badrus mampu menjual 93 ekor sapi dan 18 ekor sapi.

Namun, menurutnya jumlah tersebut mengalami penurunan dibanding tahun lalu.

“Lebih ramai tahun lalu. Soalnya tahun ini barengan sama anak-anak pendaftaran sekolah,” katanya saat ditemui Kompas.com di lapaknya, Kamis (5/6/2025).

Tahun lalu, Badrus mengaku mampu menjual 180 ekor kambing dan 25 ekor sapi jenis Limosin.

Artinya, Badrus mengaku omsetnya mengalami penurunan sekitar 70 persen.

“Omsetnya, turun 70 persen. Tahun ini paling (omset) Rp 60 juta bersih, tahun lalu bisa Ro90 juta untuk kambing aja. Sapi itu Rp 70 juta,” terangnya.

Dua pekan lebih, hewan kurban yang dijual Badrus tersisa dua ekor kambing dan enam ekor sapi.

Rata-rata, kambing yang dijual seharga Rp 3 juta hingga Rp 7 juta. Sementara Sapi Rp 20 hingga Rp 35 juta.

“Kalau yang kambing paling banyak dibeli harga Rp 3,5 jutaan. Kalau sapi ini paling besar 614 kilogram, Rp 35 juta,” jelasnya.

Kambing dan sapi jenis limosin yang berukuran jumbo-jumbo dia ambil dari peternak asal Jombang dan Lumajang.

“Sapinya dibeli sama sekolah-sekolah, panitia masjid, tapi ada yang disembelih sendiri. Rata-rata ya Surabaya dan sini-sini (sekitarnya) saja,” ungkapnya.

Badrus menjamin hewan kurban yang dijual terbebas dari LSD atau Lumpy Skin Disease (Penyakit Kulit Berbenjol) dan PMK (Penyakit Mulut dan Kuku).

“Rutin suntik kekebalan tubuh sama vitamin, pas baru datang, jadi dua hari (setelah datang dari daerah adal) langsung suntik. Vaksinnya sudah dari daerah asal,” tutupnya.

Berbeda dengan Badrus, pedagang hewan ternak lain di Ketintang, Surabaya, Muhammad Sholeh asal Medaeng Sidodjo justru mengalami peningkatan penjualan.

“Saya di rumah punya ternakan. Jadi tahun lalu jual dari rumah saja, empat tahun belakangan laku 30-40 ekor kambing saja,” katanya.

Tahun ini, pertama kalinya Sholeh membuka lapak hewan kurban di pinggir jalan untuk menarik pembeli. Hasilnya, dua pekan laku 62 ekor kambing.

“Rata-rata laku harga Rp 3,3 juta per ekor. Sisa 5 sekarang. Omsetnya mungkin Rp 300 juta lebih,” ungkapnya.

Mengetahui pasarnya lebih luas dan penjualan meningkat, Sholeh berniat tahun depan membuka lapak lagi.

“Saya jual kambing semi etawa saja, tidak jual sapi. Tahun depan bismillah buka lagi,” pungkasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/06/05/175334678/pedagang-hewan-kurban-di-surabaya-akui-adanya-penurunan-daya-beli

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com