Salin Artikel

Keberadaan Jenazah Dosen Asal Pamekasan yang Meninggal di Gurun Saat Haji Ilegal Belum Diketahui

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Pemulangan jenazah Syukron Mahbub masih belum jelas. Pihak Kementerian Agama (Kemenag) Pamekasan pun mengaku tidak mengetahui informasi keberadaan jenazah.

Syukron Mahbub merupakan dosen di Pamekasan, Madura. Ia dikabarkan meninggal di gurun Arab Saudi saat berusaha masuk ke Mekkah untuk melaksanakan haji secara ilegal.

Kabar duka meninggalnya Syukron Mahbub sudah menyebar sejak sepekan lalu, Selasa (27/06/2025). Namun, belum ada kejelasan pemulangan jenazah sampai saat ini.

Sahabat Syukron, sekaligus Rektor Universitas Islam Madura (UIM), Ahmad Asir mengungkapkan, belum ada informasi tentang pemulangan jenazah Syukron Mahbub.

"Sampai saat ini belum ada kabar. Dua hari lalu saya sudah ke rumah duka belum ada kabar itu juga," katanya.

Bahkan, pihaknya pun sempat mencari informasi ke Kemenag, tapi belum ada kejelasan.

Pihaknya berharap ada kabar baik soal keberadaan jenazah jemaah haji tersebut. Setidaknya ada kepastian, apakah dikebumikan di Tanah Suci atau dipulangkan Pamekasan, Madura, Jawa Timur.

Ditanya soal alur pemberangkatan Syukron Mahbub ke Tanah Suci, pihaknya pun belum mengetahui pasti. Apakah almarhum berangkat melalui jalur Kemenag Pamekasan atau haji plus, atau berangkat dengan cara yang lain.

"Kami tidak tahu soal itu. Tapi apa pun itu kami tetap berharap segera ada kabar baik," katanya.

Sebelum ada kabar duka, dia mengaku belum sempat berkomunikasi dengan almarhum, tapi mendengar kabar sudah tiba di Tanah Suci.

Bahkan, setelah ada kabar duka, mahasiswa dan petinggi kampus UIM juga melakukan istighasah.

Terpisah, Kasi Haji Kemenag Pamekasan, Abdul Halim, saat dikonfirmasi justru mengaku tidak mendengar kabar jemaah asal Pamekasan meninggal.

"Maaf saya kurang tahu informasinya. Saya masih sibuk layani jemaah," katanya dari Tanah Suci.

Pihaknya mengatakan, lokasi meninggalnya Syukron jauh dari dirinya. Sementara itu, dia mengaku sedang sibuk mengurus jemaah haji.

"Silakan langsung hubungi Plt Kasi Haji Pamekasan. Biar beliau yang menjawabnya," ucapnya.

Sementara itu, Plt Kasi Haji Kemenag Pamekasan, Wildan mengaku tidak bisa memberikan keterangan soal jemaah haji yang meninggal tersebut.

"Mohon maaf, karena almarhum bukan jemaah haji reguler Pamekasan, maka kami tidak bisa memberikan keterangan," katanya singkat.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/06/03/151448778/keberadaan-jenazah-dosen-asal-pamekasan-yang-meninggal-di-gurun-saat-haji

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com