Salin Artikel

SPMB Dimulai, Siswa Bangkalan Ambil PIN untuk Mendaftar di Sekolah yang Dituju

BANGKALAN, KOMPAS.com - Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) mulai dilaksanakan hari ini, Senin (2/6/2025), hingga sembilan hari ke depan.

Proses penerimaan siswa ini membutuhkan beberapa tahapan untuk bisa terdaftar.

Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 2 Bangkalan, Dwi Imam Arif, mengatakan, pihaknya sudah mulai membuka SPMB hari ini.

Terdapat puluhan siswa yang telah mengambil personal identification number (PIN) untuk mendaftar di sekolah itu.

"Hari ini siswa sudah mulai melakukan pengambilan PIN dan masih ada waktu sampai 9 hari ke depan. Untuk hari pertama ini sudah ada 34 siswa yang terverifikasi," ujarnya, Senin (2/6/2025).

Dari pemantauan di lapangan, ia mengaku tak ada siswa yang kesulitan untuk melakukan pengunggahan berkas. Meski begitu, pihak sekolah menyediakan operator bagi siswa yang kesulitan memasukkan data.

"Sejauh ini tidak ada kendala. Namun jika memang kesulitan, petugas kami siap membantu. Yang penting berkas yang dibawa itu lengkap," imbuhnya.

Ia mengatakan, di tahun 2025 ini, SMAN 2 Bangkalan memiliki jumlah pagu sebanyak 432 siswa yang akan mengisi 12 kelas. Namun, jumlah itu tak sepenuhnya digunakan.

Sebab, terdapat 2 siswa yang diperkirakan tidak naik kelas.

"Dari hasil analisis kami terdapat 2 siswa yang kemungkinan tidak naik. Tapi itu belum pasti. Sehingga, pagu yang kami gunakan 430 dari total 432 pagu," jelasnya.

Respons wali murid

Sementara itu, salah satu wali murid, Ahmad Husein (40), warga asal Kampung Rambutan, Desa Keleyan, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, mengatakan putrinya belum melakukan pengambilan PIN. Sebab, masih menunggu kejelasan pendaftaran melalui jalur prestasi.

"Sejauh ini kami sebagai wali murid belum mendapatkan sosialisasi jalur apa saja yang bisa ditempuh. Anak saya ini rencananya mau daftar jalur prestasi, tapi belum ada kejelasan bagaimana tahapannya," ungkapnya.

Husein juga mengaku, semula putrinya akan daftar ke SMAN 1 Bangkalan. Namun, akibat terkendala sistem jarak atau rayon, ia memilih mendaftarkan anaknya ke SMAN 2 Bangkalan.

"Iya, karena ada aturan jarak itu, anak saya di luar rayon, akhirnya tidak jadi ke SMAN 1 Bangkalan," tuturnya.

Ia berharap, segera ada kejelasan terkait jalur yang bisa digunakan siswa untuk mendaftar. Selain itu, ia berharap sekolah mempermudah input data para siswa yang hendak mendaftar.

"Kalau seperti kita, masih lokasi dekat kota begini mudah untuk input data. Kasihan kalau yang di pelosok yang lokasinya tidak terjangkau sinyal, ya yang seperti itu seharusnya juga dibantu oleh pihak sekolah supaya tetap bisa daftar," pungkasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/06/02/145104978/spmb-dimulai-siswa-bangkalan-ambil-pin-untuk-mendaftar-di-sekolah-yang

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com