Salin Artikel

Korban Dugaan Penipuan Jastip Lisa Mariana Disebut Lebih dari 1 Orang

SURABAYA, KOMPAS.com - Korban dugaan penipuan jasa titipan atau jastip Lisa Mariana disebut lebih dari satu. Hal tersebut terungkap setelah salah satu korban asal Surabaya menghubungi beberapa orang yang juga memesan barang ke Lisa.

Korban, AA (27), warga Surabaya, mengaku kehilangan uang sekitar Rp 1,8 juta setelah pesanan piama dan tasnya tidak dikirim sejak melakukan pemesanan pada Jumat (16/5/2025).

"Karena dia (Lisa Mariana) buka jastip (jasa titipan) Kuala Lumpur, jadi dia ada grup, saya masuk ke situ. Mungkin dia tidak tahu saya bisa masuk ke situ," kata AA saat dikonfirmasi, Jumat (30/5/2025).

Kemudian, AA langsung menghubungi beberapa anggota yang tergabung dalam grup tersebut.

Dia berniat untuk mencari orang lain yang juga menjadi korban penipuan Lisa Mariana.

"Saya chat anggota di situ, kayaknya 5 atau 6 begitu, terus saya chat tanya orderannya gimana. Saya juga bilang hati-hati, kak. Soalnya punya saya tidak datang 2 kali saya order, saya bilang begitu," ucapnya.

"Terus habis itu ada yang bilang, loh kok sama punya aku juga ini (tidak datang), saya chat juga tidak direspons. Berarti fiks ini dia cuma cari pembeli baru tapi tidak mau kirim," tambahnya.

Akan tetapi, AA belum mengetahui secara detail jumlah orang yang sudah menjadi korban Lisa Mariana. Namun, dia memastikan tidak hanya dirinya yang mengalami dugaan penipuan itu.

"Saya dengar ada yang sudah laporan kerugiannya Rp 700.000, tapi saya belum tanya dia orang mana, tapi dia sudah laporan. Pokoknya banyak, tapi yang saya chat tidak lebih dari 10," ujarnya.

AA telah melaporkan kasus dugaan penipuan itu ke Polrestabes Surabaya pada Rabu (28/5/2025). Dia masih diminta menunggu untuk dimintai Berita Acara Pemeriksaan (BAP).

"Meskipun itu nominalnya (kerugiannya) tidak seberapa, tapi harusnya kasusnya tetap diproses, apalagi Lisa Mariana ini publik figur, jadi seharusnya tidak seperti itu," ucapnya.

Sementara itu, AA mengetahui nama Lisa Mariana karena ramainya pemberitaan dengan Ridwan Kamil. Akhirnya, dia mengikuti Instagramnya untuk mendapatkan kabar terbaru.


"Dia (Lisa) live piama di TikTok, bilangnya original. Sempat heran, brand besar harganya kok Rp 350.000, padahal di mal itu Rp 1 juta sampai Rp 2 juta," kata AA saat dikonfirmasi, Jumat (30/5/2025).

Akhirnya, AA pun tertarik dengan harga murah yang ditawarkan oleh Lisa tersebut.

Lalu, dia memesan piama itu dengan menghubungi nomor yang tertera di Instagram pada Jumat (16/5/2025).

"Saya order 3 piama harganya Rp 1.089.000, habis ditotalin dikasih nomor rekening atas nama Lisa Mariana. Setelahnya saya bayar dan tanya kirim kapan, kak, katanya besok sayang," jelasnya.

Selanjutnya, AA kembali memesan 2 piama dan 2 pouch atau tas kecil ke nomor tersebut, dengan harga Rp 729.000, pada Minggu (18/5/2025).

Dia mengirim lagi uangnya ke nomor rekening Lisa.

"Selasa (20/5/2025) saya tanyakan resinya, karena saya tinggal di apartemen, jadi kalau tidak mantau paket sendiri, tidak tahu datang atau belum. Tapi tidak ada respons," ujarnya.

Lalu, AA memutuskan untuk menghubungi melalui pesan WhatsApp lagi dengan nomor yang berbeda pada Sabtu (24/5/2025).

Akhirnya, kali ini dia direspons oleh admin yang bersangkutan.

"Setelah ramai berita, adminnya chat saya, bilang barangnya mau dikirim. Terus saya bilang, Anda yang bilang mau refund uang saya, kenapa tidak segera di-refund," ucapnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/05/30/163403378/korban-dugaan-penipuan-jastip-lisa-mariana-disebut-lebih-dari-1-orang

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com