Salin Artikel

6 Orang Korban Longsor di Trenggalek merupakan Satu Keluarga

TRENGGALEK, KOMPAS.com - Enam orang yang menjadi korban tertimbun tanah longsor di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, masih memiliki hubungan keluarga.

Keenam korban yang menempati tiga rumah tersebut, hilang diterjang tanah longsor pada Rabu (21/5/2025).

Peristiwa bencana tanah longsor yang terjadi di Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Trenggalek, mengakibatkan tiga rumah hilang tertimbun material longsor, serta puluhan rumah lainnya rusak berat.

Tidak hanya itu, dalam musibah tanah longsor juga mengakibatkan enam orang hilang diduga turut tertimbun material longsor.

Diketahui, keenam korban masih memiliki hubungan keluarga yang menempati tiga rumah yang hilang tertimbun longsor tersebut.

"Mereka enam korban diduga tertimbun material longsor, tinggal di tiga rumah berdekatan dan masih dalam satu keluarga," kata Kepala Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Trenggalek, Sugeng Asmoro, di depan posko, Kamis (22/5/2025).

Penghuni tiga rumah yang hilang tertimbun material tanah longsor tersebut berjumlah delapan orang.

Dari delapan orang, enam orang hilang ikut tertimbun material longsor, sedangkan dua orang lainnya selamat karena melakukan aktivitas di luar rumah pada saat kejadian.

Rumah korban pertama adalah Mesinem (90). Ia tinggal satu rumah bersama anaknya, Yatemi (70).

Sedangkan rumah kedua dihuni oleh pasangan suami istri Yatini (50) dan Tulus (65). Yatini merupakan anak dari Yatemi.

Kemudian, rumah ketiga dihuni oleh Suminto (40) bersama istrinya Nitin (36).

Pasangan tersebut mempunyai anak bernama Khoiri (19) dan Thoriq yang masih berusia dua tahun.

"Suminto ini suami Nitin, anak dari Yatini," terang Sugeng.

Dari delapan anggota keluarga tersebut, yang selamat dua orang, yakni Suminto dan Khoiri, karena pada waktu kejadian keduanya tengah melakukan aktivitas di luar rumah.

Salah satu saksi mata, yakni Subolo, melihat sesaat sebelum kejadian tanah longsor, keenam korban yang hilang tertimbun longsor tengah berkumpul di teras rumah.

Atas hilangnya enam orang korban yang tertimbun material longsor tersebut, tim SAR gabungan melakukan upaya pencarian.

Hasilnya, pada Kamis (22/05/2025) petang, dua orang korban yang tertimbun longsor ditemukan meninggal dunia dan dalam kondisi utuh sehingga mudah dikenali keluarganya yang selamat.

Diduga, dua orang korban tersebut bernama Yatemi (70) dan Mesinem (90).

Hal tersebut diketahui berdasarkan keterangan keluarga korban yang ikut dalam proses evakuasi di titik lokasi utama pencarian korban.

Atas ditemukannya dua korban akibat tertimbun tanah longsor tersebut, yang masih dalam pencarian tim SAR gabungan menjadi sebanyak empat orang, yakni Nitin, Thoriq, Yatini, dan Tulus.

Setelah kedua korban dievakuasi, kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soedomo Trenggalek untuk ditangani.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/05/23/070536978/6-orang-korban-longsor-di-trenggalek-merupakan-satu-keluarga

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com