Mereka harus dievakuasi karena pemukiman mereka berada di atas tebing lokasi longsor.
"Yang ada di pengungsian ada 28 jiwa, sisanya memilih tinggal di rumah saudara dan kerabat," kata Wakil Gubernur Jatim Emil Elistianto Dardak di Gedung Negara Grahadi, Rabu (21/5/2025).
Emil menyebut Pemprov Jatim sedang membahas dengan ahli geologi untuk memetakan mahkota longsor.
Hal itu dianggap sangat penting untuk mendeteksi lokasi korban dan menentukan jalur evakuasi.
Untuk mengantisipasi kejadian di daerah lain, dia meminta BPBD untuk mendata kejadian longsor beberapa tahun terakhir.
"Daerah yang pernah mengalami longsor ini perlu dipantau perkembangannya karena dianggap masih punya potensi kejadian longsor lagi," ujarnya.
Berdasarkan update laporan Pusdalops BPBD Jatim, sedikitnya 12 unit rumah terdampak tanah longsor dan 5 unit rumah lainnya tertimbun, yakni, 3 rumah di RT 16 dan 2 unit rumah di RT 15 RW 07 Dusun Kebonagung.
Adapun warga yang hilang adalah warga RT 16 yakni, Mesinem, Nitin, Tulus, Yatini, Yatemi dan Torik.
Sementara rumah-rumah warga yang terdampak longsor sampai saat ini belum dapat diakses oleh alat berat karena lokasinya berada di area longsor atau di tengah tebing yang curam.
Jalur yang sempit dan menanjak juga menyulitkan mobilisasi alat berat untuk membuka jalur menuju lokasi longsor.
Tim SAR gabungan disebut sudah berhasil masuk ke lokasi longsor.
Saat ini tim gabungan sedang melakukan pencarian 6 korban longsor dengan memanfaatkan anjing pelacak dari unit K9 Polda Jatim dan SAR Dog Indonesia (SDI).
https://surabaya.kompas.com/read/2025/05/21/223758478/emil-dardak-pemprov-jatim-sedang-petakan-mahkota-longsor-trenggalek-untuk