Salin Artikel

DLH Surabaya: Kecelakaan Truk Sampah Hingga Tewaskan Pengendara Motor Punya Swasta

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya, Dedik Irianto mengatakan, truk sampah dengan nomor polisi L 8841 UT tersebut bukan miliknya, melainkan punya pihak swasta.

“Kalau melihat plat kuning, tentu bukan truk DLH. Semua yang digunakan pengangkutan sampah DLH platnya pasti dinas warnanya merah," kata Dedik, saat dikonfirmasi, Selasa (20/5/2025).

Lebih lanjut, kata Dedik, pihaknya kerap mengadakan pelatihan untuk setiap pengemudi truk sampah.

Hal tersebut untuk mengantisipasi kecelakaan selama berkendara.

Selain itu, lanjut dia, juga ada pengecekan kelayakan kendaraan secara rutin setiap pengendara.

Pemeliharaan unit tersebut menggandeng Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM).

“Setiap tahunnya kami ada (latihan) safety riding ya, dari pihak Astra. Jadi, kami sudah antisipasi terkait kondisi kendaraan, dan pengemudinya, ini sudah kita antisipasi begitu,” ujarnya.

DLH Surabaya juga menentukan waktu pengiriman sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo.

Dengan Jadwal truk dari Lembaga Pengelolaan Sampah (LPS) dimulai setiap pukul 04.00 WIB.

“Karena ada LPS di pinggir jalan raya, kalau diambil siang itu mengganggu lalu lintas. Maka dari kami ambil pagi-pagi,” jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, satu saksi, Haryono Suyono (67) warga Jalan Rungkut mengatakan, kecelakaan maut tersebut terjadi sekitar pukul 15.00 WIB.

Ketika itu, dia tengah membeli barang di Pasar Blauran.

"Saya tadi beli kain di Pasar Blauran sana, terus mau ke BG Juction sini, tiba-tiba dengar suara bres begitu," kata Haryono, ketika ditemui di sekitar lokasi kejadian, Senin (19/5/2025).

Haryono menyebut, melihat truk bernomor polisi L 8841 UT tersebut melaju dari arah Jalan Kranggan.

Menurutnya, kendaraan pengangkut sampah itu hendak menuju Jalan Bubutan.

"Ya mau ngangkut sampah sepertinya dari arah Jalan Kranggan sini terus belok ke kiri, arah Jalan Bubutan. Memang pas banyak sepeda motor yang melawan arus di depan BG Juction," ucapnya.

Sedangkan, kata Haryono, seorang perempuan yang mengendarai sepeda motor datang dari arah yang sama. Namun, dia tak mengetahui pengendara itu berencana ke arah mana.

"Anaknya (korban) ini masih muda, sendirian dia. Saya rasa posisinya enggak menyalip (truk), enggak melawan arus, tapi versinya sopir truknya itu melawan arus, supirnya enggan ngerti," ucapnya.

Kemudian, lanjut dia, korban beserta sepeda motornya akhirnya terlindas oleh ban bagian depan truk sampah. Selanjut, perempuan tersebut langsung meninggal dunia di lokasi kejadian.

"Sopirnya tadi sendirian juga, namanya Yanto, tadi sama truknya sudah dibawa polisi tapi enggak tahu kemana. Korban juga dibawa ambulans, sepertinya ke RSUD dr Soetomo," ujarnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/05/20/203438778/dlh-surabaya-kecelakaan-truk-sampah-hingga-tewaskan-pengendara-motor-punya

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com