Salin Artikel

Pengemudi Ojol yang Bakar Pikap di Blitar Diduga Alami Gangguan Jiwa

Fakta tersebut melemahkan motif sakit hati akibat terserempet mobil pikap yang ia bakar sehari sebelumnya, sebagaimana yang ia utarakan kepada pihak kepolisian.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Blitar Kota, AKP Sukamto mengatakan bahwa pihaknya kini meragukan keterangan pelaku tentang motif sakit hati di balik aksi pembakaran mobil pikap berwarna biru tersebut.

“Pelaku berdasarkan pemeriksaan psikis mengalami gangguan jiwa tipe 2 atau stadium 2 gitu kalau tidak salah. Jadi belum parah,” ujar Sukamto saat ditemui awak media, Senin (19/5/2025) siang.

“Tapi setelah kita cek silang dengan keterangan saksi-saksi, keterangan pelaku bahwa dia diserempet mobil korban ini menjadi meragukan. Apakah betul dia pernah diserempet mobil korban sehari sebelum pembakaran,” ujar dia.

Meski demikian, kata Sukamto, pihaknya masih terus melakukan pendalaman dan melanjutkan proses pemeriksaan terhadap DS.

Mengenai apakah benar DS merupakan pengemudi ojol, Sukamto mengiyakan.

“Menurut keterangan saksi-saksi, ketika kondisi kejiwaannya sedang membaik, dia beraktivitas normal termasuk bekerja narik ojek,” ujar dia. 

Kepala Seksi Humas Polres Blitar Kota, Iptu Samsul Anwar, menyampaikan bahwa DS memberikan keterangan yang tidak konsisten dalam beberapa subyek yang ditanyakan penyidik.

Berdasarkan keterangan kepada penyidik kepolisian, ujar Samsul, DS mengaku sakit hati akibat terserempet mobil pikap yang ia bakar saat melintas di Jalan Tanjung, Kelurahan Pakunden, Kota Blitar, pada Jumat, 16 Mei 2025.

“Tapi keterangan pelaku ini dibantah pemilik mobil, Saudara Andyk Widodo, yang mengaku pada hari Jumat mobil tidak melewati lokasi yang disebut pelaku,” ujarnya.

DS, warga Desa Kebonduren, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, terekam kamera pengawas CCTV membakar mobil pikap berwarna biru yang terparkir di teras bangunan toko di Jalan Majapahit, Lingkungan Ngrebo, Kelurahan Gedog, Kota Blitar, Sabtu, 17 Mei 2025, sekitar pukul 04.30 WIB.

Mengenakan jaket ojol, DS turun dari sepeda motornya lalu menyulutkan api ke kabin mobil pikap tersebut setelah sebelumnya menyiramkan bahan bakar cair.

Dia ditangkap warga sekitar saat hendak meninggalkan lokasi kejadian dengan memacu sepeda motornya.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/05/20/134341178/pengemudi-ojol-yang-bakar-pikap-di-blitar-diduga-alami-gangguan-jiwa

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com