Pantauan di Pasar Tradisional Kecamatan Ganding menunjukkan bahwa puluhan timba terjual setiap harinya.
Mariyatun, seorang penjual asal Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan, mengungkapkan bahwa peningkatan permintaan timba untuk menyiram tembakau telah terlihat dalam sebulan terakhir.
“Hampir satu bulan terakhir, iya, permintaan meningkat. Karena memang sudah masuk musim tembakau kan,” katanya.
Mariyatun menambahkan bahwa pembeli timba tidak hanya berasal dari Kecamatan Ganding.
Pembeli juga datang dari kecamatan lain, seperti Guluk-Guluk, Bluto, dan Lenteng.
“Saya ngulaknya di Pamekasan, lebih kokoh dan lebih bagus menurut saya,” sambungnya.
Hal senada disampaikan penjual timba lainnya, Sakir, yang ditemui di Pasar Tradisional Ganding.
Menurutnya, penjualan timba terus meningkat sejak musim tanam tembakau dimulai.
“Biasanya, timba yang terjual hanya 5 sampai 8 pasang setiap harinya. Namun, memasuki musim tanam tembakau, yang terjual bisa mencapai 21 pasang timba,” ungkapnya.
Sakir menjelaskan bahwa tidak semua petani menggunakan air bor langsung untuk menyiram tanaman. “Rata-rata pakai timba,” ujarnya.
Seiring dengan meningkatnya permintaan, harga timba pun mengalami kenaikan.
Saat ini, harga satu pasang timba berkisar antara Rp 110.000 hingga Rp 120.000, naik dari sebelumnya yang hanya sekitar Rp 75.000 hingga Rp 80.000 per pasang.
Meski permintaan dan harga timba meningkat, Sakir menekankan bahwa kondisi ini tidak akan bertahan lama. Biasanya hanya terjadi pada awal musim tanam tembakau.
"Ya tetap disyukuri, banyak (terjual) bersyukur, sedikit juga begitu, biar tidak pusing,” ujarnya sambil tersenyum.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/05/19/163616478/timba-laris-manis-memasuki-musim-tanam-tembakau-di-sumenep