Salin Artikel

Kuliner Betawi Serbu Surabaya, Nostalgia Rasa Jakarta di Tengah Pasar Atom

SURABAYA, KOMPAS.com - Warga Surabaya kini tidak perlu menempuh ratusan kilometer ke Jakarta hanya untuk mencicipi kerak telor, soto Betawi, atau rujak juhi yang legendaris itu.

Selama dua minggu penuh, mulai 16 Mei hingga 1 Juni 2025 mendatang, Pasar Atom menggelar Boom Atom Food Festival, yaitu sebuah perayaan cita rasa khas Jakarta yang jarang sekali hadir di Kota Surabaya ini.

Di tengah padatnya aktivitas masyarakat urban, hadirnya festival ini seperti jeda kecil yang menyenangkan, membawa suasana Jakarta ke Surabaya dan bisa membangkitkan kenangan serta membawa kita menjelajahi budaya yang berbeda.

“Kuliner khas Jawa Timur itu kan sehari-hari sudah ada di Pasar Atom. Nah, kali ini kami ingin menghadirkan sesuatu yang beda, sesuatu yang khas Jakarta. Tujuannya, agar orang-orang di Surabaya tak perlu jauh-jauh ke Jakarta hanya untuk mencicipi makanan khasnya,” ujar Direktur Pasar Atom, Halim Antawira Hermanto, kepada jurnalis termasuk Kompas.com.

Sebanyak 31 menu khas Jakarta disajikan dalam kegiatan ini.

Dari makanan berat seperti soto mi dan ketoprak, hingga jajanan tempo dulu yang kini mulai langka seperti selendang mayang dan kue ape.

“Saya lihat di Surabaya ini makanan khas daerah lain seperti soto mi itu susah dicari. Jadi kami coba hadirkan di sini, supaya yang belum pernah ke Jakarta bisa mencicipi rasanya. Mungkin juga ada yang sudah pernah ke sana, tapi belum sempat kulineran,” imbuhnya.

Dan untuk menyesuaikan dengan euforia festival, jam operasional mall yang biasanya tutup pada jam 17.00, diperpanjang hingga pukul 19.00 WIB.

Sehingga warga Surabaya bisa menikmati kulineran santai setelah kerja atau bersantai dengan keluarga.

Selanjutnya, jika festival ini mendapat sambutan hangat, ia berharap event serupa bisa menjadi agenda tahunan.

Bahkan, tidak menutup kemungkinan akan hadir edisi khusus kuliner dari daerah lain seperti Bogor, Bandung, hingga Sumatera.

“Kalau berhasil, ini bisa jadi event tahunan. Mungkin nanti kita hadirkan juga kuliner dari Bandung atau daerah lainnya,” kata pria yang biasa disapa Halim itu.

Salah satu sajian yang cukup mencuri perhatian adalah rujak juhi, makanan khas Betawi yang bahkan di Jakarta sendiri sudah sulit ditemukan.

Sehingga kehadiran rujak juhi membawa nuansa nostalgia yang kuat.

Hidangan ini terdiri dari sayuran segar, mi, kentang, kol, dan tentu saja irisan juhi yang sebelumnya telah direndam dan dibakar agar empuk.

Semua kemudian disiram bumbu kacang kental dan disajikan bersama kerupuk atau emping.

“Juhi itu khas banget. Di daerah lain jarang ada. Kalau di Jakarta saja sudah susah nyarinya, apalagi di Surabaya. Rujak juhi ini bumbunya kacang, pakai juhi (cumi-cumi kering), bukan seperti gado-gado biasa,” kata Winda dari JMS Organizer, pihak penyelenggara Boom Atom Food Festival, kepada Kompas.com.

Menurutnya, inilah kesempatan langka untuk memperkenalkan makanan tempo dulu yang semakin menghilang dari peredaran.

“Kita sajikan makanan yang sudah langka, bahkan di Jakarta pun mulai susah dicari. Ini bentuk pelestarian juga,” imbuhnya.

Lebih dari sekadar bazar makanan, Boom Atom Food Festival menyuguhkan pengalaman yang lengkap.

Ada pertunjukan komunitas angklung, lomba foto, kids fashion show, dan line dance yang siap menghibur para pengunjung sepanjang hari.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/05/19/075455578/kuliner-betawi-serbu-surabaya-nostalgia-rasa-jakarta-di-tengah-pasar-atom

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com