Salin Artikel

3 Wartawan Gadungan Peras Kades di Trenggalek, Begini Modusnya

Dalam aksinya, para tersangka mengaku sebagai wartawan dan meminta sejumlah uang mencapai puluhan juta rupiah, Jumat (16/04/2024).

Tiga orang yang mengaku wartawan dan ditetapkan sebagai tersangka yakni berinisial NS (54), MY (43), dan HS (45).

Ketiga tersangka merupakan warga Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.

"Terbukti, tiga orang tersangka yang mengaku wartawan Kompas Nusantara ini melakukan tindak pidana pemerasan," kata Wakapolres Trenggalek, Kompol Herlinarto, di Mapolres Trenggalek, Jumat (16/05/2025).

Kasus tersebut terungkap setelah polisi mendapat laporan dari dua korban, yakni Kepala Desa Sumurup dan Kepala Desa Masaran, Kecamatan Bendungan, Trenggalek, bahwa mereka telah menjadi korban pemerasan disertai ancaman pada Selasa, (13/05/2025).

"Dua orang Kepala Desa tersebut juga menjadi korban pemerasan dari tiga orang tersangka ini," ucap Herli.

Dalam aksinya, pelaku mendatangi para kepala desa dan menunjukkan tautan berita dugaan penyelewengan dana desa.

Dalam pertemuan tersebut, para tersangka kemudian meminta diberi sejumlah uang untuk menghapus tautan berita tersebut.

"Apabila membayar, maka link berita akan di-take down oleh tersangka," ucap Herli.

Pelaku juga mengancam akan menyebar tautan berita agar viral di berbagai media sosial apabila tidak bersedia memberi sejumlah uang.

"Para tersangka selalu meminta uang sebesar Rp 20 juta kepada para korban, yakni kepala desa. Dari nilai tersebut, lalu muncul transaksi tawar-menawar hingga ada kesepakatan, dan harus ada uang muka," kata Herli.

Apabila kepala desa tidak kunjung memberi sejumlah uang yang disepakati, para tersangka juga mengirim tautan berita negatif secara terus-menerus melalui pesan singkat aplikasi WhatsApp.

"Karena merasa tertekan dan takut, Kepala Desa Sumurup, Kecamatan Bendungan, menyerahkan uang kepada tersangka sebesar Rp 20 juta. Sedangkan Kepala Desa Masaran, dari permintaan Rp 20 juta, ditawar dan disepakati menjadi Rp 12 juta," ucap Herli.

Tidak hanya dua Kepala Desa tersebut, tersangka melakukan pemerasan terhadap Kepala Desa Surenlor, Kecamatan Bendungan.

Pada Rabu (17/05/2025), Kepala Desa Surenlor didatangi oleh para tersangka yang mengaku wartawan dan menunjukkan tautan berita terkait penyalahgunaan pengelolaan anggaran dana desa.

Kepada Kepala Desa Surenlor, para tersangka meminta uang sebesar Rp 10 juta untuk take down tautan berita terkait korupsi tersebut.

"Selanjutnya ditawar, dan disepakati memberi Rp 5 juta kepada para tersangka," ucap Herli.

Setelah disepakati, pihak kepala desa membuat janji untuk bertemu dengan tersangka di salah satu rumah makan yang berada di Desa Kedunglurah untuk menyerahkan uang Rp 5 juta.

"Kemudian disepakati bertemu di rumah makan yang berada di Desa Kedunglurah, Kecamatan Pogalan, untuk memberi langsung uang tunai Rp 5 juta pada Rabu (14/05/2025)," ucap Herli.

Hingga akhirnya, para pelaku tertangkap tangan oleh Satreskrim Polres Trenggalek pada pukul 13.00 WIB, Rabu (14/05/2025), saat penyerahan uang tunai sebesar Rp 5 juta.

"Penangkapan para tersangka ini menindaklanjuti laporan pengaduan dua orang Kepala Desa, Sumurup dan Kepala Desa Masaran. Akhirnya, tiga pelaku ditangkap saat pihak kades menyerahkan uang tunai kepada tersangka," kata Herli.

Selanjutnya, ketiga pelaku berikut barang bukti dibawa ke ruang unit Satreskrim Polres Trenggalek untuk dilakukan penyelidikan dan pemeriksaan.

Dari hasil penyelidikan, tiga pelaku ditetapkan sebagai tersangka pada Kamis (15/05/2025).

"Barang bukti yang diamankan yakni kartu tanda identitas (ID card) wartawan Kompas Nusantara, uang Rp 5 juta, satu unit mobil yang digunakan beraksi, dan barang bukti lain yang ada kaitannya dengan kasus ini," kata Herli.

Atas perbuatannya, pelaku dijerat dengan Pasal 369 Ayat (1) KUHPidana, Subsider Pasal 335 Ayat (1) ke-2e KUHPidana Jo Pasal 55 KUHP.

"Dengan ancaman hukuman penjara selama-lamanya 4 tahun," kata Herli. 

https://surabaya.kompas.com/read/2025/05/16/194143778/3-wartawan-gadungan-peras-kades-di-trenggalek-begini-modusnya

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com