Langkah ini diambil menyusul kerusakan tanggul penahan banjir lahar hujan Gunung Semeru sepanjang 2 kilometer, di mana 500 meter di antaranya mengalami kerusakan dengan ketebalan tersisa hanya 50 sentimeter.
Tanggul tersebut berfungsi sebagai dinding pembatas antara aliran Sungai Rejali dan pemukiman yang dihuni 256 jiwa.
Bupati Lumajang, Indah Amperawati, menjelaskan bahwa tanggul darurat yang akan dipasang Pemkab Lumajang diperkirakan dapat bertahan hingga lima tahun, dengan catatan para penambang pasir ilegal tidak mengarahkan aliran sungai mendekati area tanggul.
"Ini langkah darurat, tapi walaupun darurat tanggul ini bisa bertahan sampai 5 tahun asalkan para penambang yang ilegal ini tidak mengarahkan kembali ke dekat tanggul," ungkap Indah di Lumajang, Selasa (13/5/2025).
Aktivitas penambangan ilegal dengan mesin sedot yang marak dilakukan warga di pinggiran Sungai Rejali diduga menjadi penyebab utama pergeseran aliran sungai yang seharusnya berada di tengah, sehingga mengakibatkan tanggul terkikis.
Indah menambahkan, selain pemasangan tanggul darurat dari beronjong, aliran sungai juga akan dialihkan ke sisi selatan untuk menjauhi tanggul.
"Jadi sekarang kita alihkan arusnya ke sisi selatan menjauhi tanggul," tambahnya.
Untuk menangani masalah penambangan ilegal, Indah menyebutkan bahwa para penambang ini akan ditampung pemilik izin tambang yang lokasinya sudah ditentukan dan tidak berdekatan dengan tanggul.
Dengan demikian, kebutuhan penambang yang tidak resmi untuk tetap bekerja dapat difasilitasi, sementara warga di balik tanggul dapat beraktivitas dengan tenang.
"Pelan-pelan kita tata, jadi yang tidak berizin ada 14 kelompok ini akan kita gabung dengan yang sudah resmi," pungkasnya.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/05/14/055520878/pemkab-siapkan-tanggul-darurat-di-sungai-rejali-bupati-lumajang-bisa