PONOROGO, KOMPAS.com – Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, memiliki Kampung Buddha yang terletak di Dusun Sodong, Desa Gelang Kulon, Kecamatan Sampung. Mayoritas warga di dusun itu merupakan pemeluk agama Buddha.
Dalam peringatan Hari Raya Waisak 2025, ratusan penduduk Dusun Sodong melaksanakan upacara agama di Vihara Dharma Dwipa.
Setelah melaksanakan ibadah, lebih dari 150 umat Buddha yang mengikuti kegiatan ibadah di wihara saling bermaaf-maafan.
“Kami saling memaafkan. Momentum yang ditunggu adalah saling bisa memaafkan dari hati ke hati, kembali menjadi diri yang baru tanpa adanya benci,” ujar Sukarti, salah satu warga yang mengikuti kegiatan ibadah, Selasa (13/5/2025).
Sukarti mengaku terharu dalam pelaksanaan peringatan Hari Waisak, karena selain meminta maaf kepada sesama umat Buddha di kampungnya, bermaaf-maafan juga dilakukan dengan warga lain yang berbeda keyakinan.
“Tidak hanya antar-umat Buddha, tapi juga dengan saudara-saudara lain yang berbeda agama. Kami saling memaafkan dan menyatukan hati,” imbuhnya.
Kepala Vihara Dharma Dwipa Sodong, Suwandi, mengatakan peringatan Hari Raya Waisak tahun ini selain melakukan peribadatan di wihara, umat Buddha di Dusun Sodong juga menggelar sejumlah kegiatan sosial seperti kerja bakti serta peribadatan lainnya.
“Puncaknya detik-detik Waisak Senin, 12 Mei 2025 malam kemarin. Hari ini sungkeman, pelepasan satwa, dan anjangsana Muslim maupun Buddha,” katanya.
Puncak perayaan Waisak 2025 ditandai dengan pelepasan burung perkutut dari halaman wihara sebagai simbol pembebasan dan perbuatan baik yang membawa manfaat bagi semua makhluk.
Suwandi mengatakan, pelepasan hewan adalah bentuk nyata dari ajaran Buddha tentang kasih sayang terhadap seluruh makhluk hidup.
“Ini adalah puncak Waisak, kami ingin mempertegas komitmen untuk terus berbuat baik. Tidak hanya kepada manusia tetapi juga kepada alam dan seluruh isinya,” pungkasnya.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/05/13/212637378/melihat-tradisi-waisak-di-kampung-buddha-ponorogo-bermaaf-maafan-lintas