Salin Artikel

Belum Genap 2 Tahun, Plafon Puskesmas Ngawi yang Habiskan Rp 4,2 Miliar Ambruk Menimpa Pasien

Ternyata plafon ini baru dibangun menggunakan anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) pada tahun 2023, dengan nilai Rp 4,2 miliar.

Namun, belum genap berusia 2 tahun usia bangunan, atap pafon berbagai hard board ini ambruk sepanjang 7x2 meter.

Mirisnya, reruntuhan plafon ini sempat menimpa pasien yang saat itu menjalani perawatan.

Dari informasi yang diterima Tribun Jatim Network, bangunan Puskesmas Perak tersebut ternyata hasil karya dari CV Makmur Sentosa.

Menurut keterangan dari Kepala Puskesmas Perak, Oisatin menyebut jika peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu (10/5/2025) lalu.

Ia menuturkan, malam hari sehari sebelum kejadian, wilayah sekitar diguyur hujan sangat deras.

"Jumat malam itu hujan deras, sangat lebar. Lalu pada Sabtu pagi itu plafon ambrol, sekitar jam 06.00 WIB," kata Oisatin saat dikonfirmasi pada Selasa (13/5/2025).

Oisatin melanjutkan keterangannya, jika pada hari itu terdapat seorang pasien demam berdarah yang tengah menjalani perawatan.

Pada posisi itu, korban sendirian di dalam ruangan.

Kemudian terdengar suara seperti reruntuhan dari atap plafon yang membuat pasien menghindar.

Namun, saat dalam keadaan menghindar itu, pipa selang infus teratrik dan mengenai pasien.

"Pasien mengalami luka di bagian pelipis dekat mata. Luka bekas serpihan plafon itu sekitar 1 sentimeter. Luka pada pasien itu juga sudah langsung kami tangani," katanya.

Lebih lanjut, ia menyebut jika sejak awal pasien memang hendak dirujuk ke RSUD Jombang untuk penanganan demam berdarahnya.

Setelah kejadian, pasien langsung dilarikan ke RSUD Jombang untuk pengobatan demam berdarahnya.

"Sementara ruangan dikosongkan sampai menunggu perbaikan," jelasnya.

Kasus ini pun sempat mendapatkan atensi dari pihak Kepolisian Resor Perak.

Menyusul adanya insiden tersebut, pihak kepolisian memfasilitasi mediasi antara pihak puskesmas dan keluarga korban.

Mediasi itu dilakukan di Mapolsek Perak pada Minggu (11/5/2025) malam menyusul adanya unggahan keluarga korban terkait kejadian plafon ambruk di Puskesmas Perak.

Pada pertemuan mediasi itu dihadiri oleh kakak korban Ayik Masmutomhanah, dan Kepala Puskesmas Perak, Oisatin.

Menurut Kapolsek Perak, Iptu Muhammad Supriyo, kasus ini sudah selesai setelah dilakukan mediasi.

"Pihak puskesmas dan keluarga korban sudah kami fasilitasi untuk mediasi dan Alhamdulillah semua selesai," bebernya.

Mediasi tersebut menghasilkan tiga poin kesepakatan.

Meliputi permainan maaf dari pihak puskesmas kepada korban, pemberian kompensasi dan kesediaan keluarga pasien untuk menghapus unggahan di media sosial.

"Ketiga poin sudah ditandatangani oleh kedua belah pihak," katanya.

Lebih lanjut, untuk nilai kompensasi, Kapolsek sebut pihak puskesmas memberikan santunan sebesar Rp 1 juta kepada korban yang saat ini sedang dirawat di RSUD Jombang akibat demam berdarah.

Diberitakan sebelumnya, bangunan atap plafon Puskesmas Kecamatan Perak ambruk dan diketahui menimpa seorang pasien.

Peristiwa itu diketahui terjadi pada Sabtu (10/5/2025) pagi.

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Timpa Pasien, Plafon Puskesmas di Jombang yang Ambruk Habiskan Anggaran Rp 4,2 Miliar.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/05/13/161304978/belum-genap-2-tahun-plafon-puskesmas-ngawi-yang-habiskan-rp-42-miliar

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com