Salin Artikel

Kantongi Rekaman CCTV, Polres Malang Buru Pelempar Batu ke Bus Persik Kediri

Insiden tersebut terjadi setelah Persik Kediri berhasil mengalahkan Arema FC dalam pertandingan Liga 1 di Stadion Kanjuruhan pada Minggu (11/5/2025) malam.

Kapolres Malang, AKBP Danang Setiyo PS, menegaskan bahwa pihaknya akan mengusut tuntas insiden ini.

“Apa pun insidennya, siapa pun pelakunya akan kita usut dan tindak tegas,” ujarnya saat ditemui setelah pertandingan.

Danang menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan identifikasi dan pengejaran terhadap pelaku.

Beberapa rekaman CCTV dan keterangan saksi di lokasi kejadian telah dikumpulkan.

“Kami langsung melakukan penyelidikan dan pengejaran terhadap pelaku. Kami pastikan proses hukum akan ditegakkan terhadap siapapun yang terlibat dalam tindakan tersebut,” tegasnya.

Polres Malang juga membuka ruang informasi bagi masyarakat yang mengetahui identitas pelaku untuk melaporkannya.

“Bagi pelaku, kalau memang berjiwa besar silakan datang ke Polres Malang. Akan kita layani dengan baik,” tambah Danang.

Dalam proses pengamanan pertandingan, Polres Malang mengerahkan sebanyak 2.113 personel gabungan yang melibatkan TNI, Brimob, Polda Jatim, dan unsur pemerintahan daerah.

Petugas keamanan ditempatkan pada empat ring pengamanan, dengan Polri bertanggung jawab pada ring 2 hingga ring 4, yang mencakup area gate ticketing, kantong parkir, dan akses luar stadion.

“Sudah dibagi di titik plotting ring 2, 3, dan 4. Silakan laksanakan tugas dengan baik. Tidak ada yang melakukan kegiatan di luar perintah. Semua satu komando,” kata Danang saat memimpin apel persiapan pengamanan beberapa waktu lalu di Stadion Kanjuruhan.

“Kita laksanakan semaksimal mungkin, tegas namun tetap humanis,” imbuhnya.

Kejadian ini berlangsung setelah laga Arema FC kontra Persik Kediri dalam lanjutan Liga 1.

Akibatnya, kaca samping bus pecah dan berlubang.

Manajer Tim Persik Kediri, Moch Syahid, menyatakan kekecewaannya atas peristiwa ini.

Ia menilai kejadian tersebut sangat disayangkan, terutama di tengah upaya perbaikan citra sepak bola nasional.

"Kami menyayangkan kejadian ini di saat industri sepak bola tengah berbenah," ungkapnya.

Dua orang anggota rombongan dilaporkan mengalami luka ringan akibat serpihan pecahan kaca.

“Ada dua orang yang terluka akibat kejadian ini. Yakni pelatih dan asisten pelatih. Luka ringan di bagian kepala,” jelas Syahid.

Ia juga menambahkan bahwa situasi sebelum insiden cukup kondusif dan tertib.

Namun, setelah bus keluar dari gerbang Stadion Kanjuruhan, rombongan kaget ketika tiba-tiba beberapa lemparan batu mengenai jendela kaca bus dari sebelah kiri.

“Patroli dan Pengawalan (Patwal) polisi sebenarnya ada, tapi di depan bus kami,” pungkasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/05/12/110133378/kantongi-rekaman-cctv-polres-malang-buru-pelempar-batu-ke-bus-persik-kediri

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com