Salin Artikel

Pj Bupati Magetan Tutup 2 Tambang Galian C dan Larang Truk ODOL Beroperasi

Penutupan dilakukan saat Nizhamul melakukan inspeksi mendadak ke lokasi tambang, termasuk tambang milik CV Putra Anugrah di Dukuh Jeruk, Desa Sayutan, Kecamatan Parang.

Nizhamul menjelaskan bahwa lahan yang ditambang CV Putra Anugrah berdasarkan surat keterangan pembayaran pajak (PIPIL) tercatat atas nama Karisun, warga Desa Sayutan.

"Jadi atas nama Karisun ini ada 4 PIPIL, tidak luas, yang pertama ada 1.700 meter persegi, ada 1.400 meter persegi, ada yang 1.100 meter persegi, dan ada yang 1.000 meter persegi," ujarnya di lokasi tambang, Kamis (8/5/2025).

Lebih lanjut, Nizhamul menekankan bahwa penutupan dilakukan karena ketidakjelasan batas wilayah tambang yang dikelola CV Putra Anugrah.

Ia menegaskan bahwa perusahaan tersebut memiliki izin tambang dari Provinsi Jawa Tengah, namun dalam dua tahun terakhir telah beroperasi di wilayah Kabupaten Magetan, Jawa Timur.

"CV-nya ada, tapi batas wilayah ini belum jelas. Inilah yang dimanfaatkan oleh para pengusaha untuk masuk ke zona abu-abu," imbuhnya.

Nizhamul juga mengamati adanya kerusakan lingkungan akibat tidak adanya reklamasi di bekas tambang.

"Setelah dikeruk, tidak ada reklamasi. Ini yang menimbulkan kerusakan alam. Jalan juga rusak. Catatan dari BPKAD, seluruh pendapatan dari 12 tambang dalam satu tahun hanya Rp 700 juta. Sementara untuk pengerjaan jalan kita butuh Rp 150 miliar," ucapnya.

Selain menutup tambang milik CV Putra Anugrah, Nizhamul juga menghentikan sementara operasional tambang galian C PT Budi Jaya Sentosa di Desa Taji, Kecamatan Karas, yang beroperasi tanpa izin produksi meski telah beroperasi hampir satu tahun.

Ia meminta agar kegiatan tambang dihentikan segera hingga izin operasional dan perencanaan kegiatan diterbitkan.

"Saya minta hari ini setop, sampai nanti perizinannya sudah terbit yang baru," tegasnya.

Nizhamul berjanji akan mempermudah perizinan bagi PT Budi Jaya Sentosa.

"Kita permudah pokoknya, kita juga tidak mengganggu iklim investasi sepanjang mereka taat dengan aturan," katanya.

Meskipun kegiatan tambang galian C dihentikan, upaya reklamasi dengan pembentukan sawah akan tetap dilakukan di lahan seluas 10 hektar milik warga.

"Kami minta satu bulan untuk kegiatan reklamasi tetap berjalan, tapi untuk truk harus keluar kosong," ujarnya.

Selain masalah perizinan, Nizhamul juga meminta agar seluruh kendaraan truk yang beroperasi di tambang ditertibkan karena semuanya berstatus over dimension over loading (ODOL).

Pemilik PT Budi Jaya Sentosa mengaku bahwa operasional truk ODOL dilakukan atas permintaan pemilik pabrik pengolah batu, Fery.

Namun, Nizhamul dengan tegas melarang truk ODOL beroperasi di tambang.

"Truk-truk dan truknya lihat faktanya memang sudah ODOL. Tidak bisa untuk dijadikan angkutan, sudah menyalahi aturan undang-undangnya," pungkas Nizhamul.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/05/08/223523778/pj-bupati-magetan-tutup-2-tambang-galian-c-dan-larang-truk-odol-beroperasi

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com