Dalam upaya memastikan pendistribusian makanan dilakukan dengan tepat sasaran dan higienis, Wihaji menempuh perjalanan menggunakan motor.
"Kan tidak mungkin tiap hari ibu hamil ngumpul, seperti pelaksanaan di sekolah. Jadi nantinya dari kader diantar ke rumah-rumah penerima, seperti naik motor," ungkap Wihaji saat meninjau penerima manfaat MBG di Jl Sultan Agung IV No 2, Kecamatan Purworejo.
Wihaji juga meminta kepada petugas Satuan Penanganan Pembangunan Generasi (SPPG) agar dalam pendistribusian paket MBG, mereka bekerja sama langsung dengan Tim Pendamping Keluarga (TPK) dari BKKBN.
Ia menekankan pentingnya memperhatikan unsur higienis dan memastikan bahwa penerima manfaat adalah keluarga risiko stunting (KRS).
"Kita juga akan pastikan apakah penerima merupakan KRS karena harapannya mengurangi stunting dan dapat menciptakan generasi masa depan yang lebih baik dengan asupan gizi yang baik seperti harapan Bapak Presiden," tambahnya.
Wihaji menjelaskan bahwa saat ini dari total 3,4 juta penerima manfaat MBG, sekitar 20.000 di antaranya telah merasakan manfaat program ini, yang mencakup ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non-Paud.
"Walaupun belum semuanya, saya pastikan step by step dapat terlaksana guna mensukseskan generasi Indonesia Emas. Saat ini potensi stunting itu di 1000 hari kehidupan, mulai hamil sampai usia 2 tahun," kata Wihaji.
Di Kota Pasuruan, jumlah penerima program MBG untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non-Paud diperkirakan mencapai sekitar 300 orang.
Salah satu penerima, Fitri, seorang ibu menyusui, mengaku sangat terbantu dengan program dari Kementerian BKKBN tersebut.
"Tentu sangat membantu, ada tambahan gizi. Semoga anak saya sehat," harapnya.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/05/07/193735478/wihaji-rela-naik-motor-untuk-memastikan-penerima-mbg-di-kota-pasuruan-tepat