Salin Artikel

Jika Bantuan 15 Ekor Ayam dari Dermawan Sudah Habis, Ketua PBFI Malang: Saya Akan Gadai BPKB Mobil

Di tengah keterbatasan anggaran yang didapatkan dari Pemerintah Kabupaten Malang.

Ketua Pengcab PBFI (Pengurus Cabang Persatuan Binaraga dan Fitnes Indonesia) Kabupaten Malang, Indra Khusnul mengatakan seorang dermawan itu membantu 15 ekor ayam segar dan 2 krat telor ayam.

Ia belum tahu bantuan tersebut bisa memenuhi kebutuhan atlet binaraga sampai kapan.

Namun, jika nanti bantuan itu sudah habis, Indra sudah menyiapkan anggaran alternatif, yakni dari hasil menggadaikan surat BPKB mobilnya.

“Seperti saat persiapan Porprov tahun sebelumnya, saya juga menggadaikan BPKB mobil karena mendesak, karena kebutuhan kita banyak untuk persiapan tanding,” kata Indra, Rabu (7/5/2025).

Sementara untuk persiapan Porprov tahun ini, anggaran dari Pemerintah Kabupaten Malang untuk atlet binaraga Kabupaten Malang sejauh ini terealisasi Rp 1 juta pada Senin (5/5/2025) kemarin.

”Anggaran itu untuk Pemusatan Latihan Kabupaten (Puslatkab). Kalau untuk pemenuhan gizi atlet belum,” bebernya.

Sebelumnya diberitakan Rekaman video atlet Binaraga Kabupaten Malang menkonsumsi Ayam tiren viral di media sosial.

Dalam rekaman berdurasi 16 detik itu terlihat dua orang atlet tengah membersihkan ayam tiren sebelum dimasak dan dikonsumsi.

Untuk diketahui, Ayam tiren adalah ayam bangkai atau bangkai ayam yang mati sebelum disembelih.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, atlet tersebut tersebut terpaksa mengkonsumsi ayam tiren untuk memenuhi asupan gizi, untuk persiapan mengikuti ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur IX 2025.

Indra Khusnul mengatakan para atlet Binaraga Kabupaten Malang itu terpaksa mengkonsumsi ayam tiren untuk memenuhi kebutuhan gizi jelang laga Porprov Jatim IX 2025.

Sebab, menurut Indra PBFI Kabupaten Malang tidak memiliki anggaran yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi layak bagi atlet binaraga.

"Sehingga untuk memenuhi kebutuhan gizi dengan biaya yang ekonomis, para atlet kami mengkonsumsi ayam tiren," kata Indra saat ditemui, Senin (5/5/2025).

Indra menyadari bahwa mengkonsumsi ayam tiren itu tidak dianjurkan baik secara kesehatan maupun secara agama.

"Tapi tidak tidak ada lagi solusi bagi cabor kita. Silahkan saja orang bebas berbicara. Tapi memang itu faktanya," jelasnya.

Sementara itu, Plh Sekretaris Daerah, Nurman Ramdasyah mengatakan terkait insiden atlet mengkonsumsi ayam tiren itu dipicu adanya komunikasi yang terhambat di internal Pengcab.

"Kalau saya lebih pada komunikasi yang sedikit terhambat antara pengurus cabang, bahasanya seperti itu," kata Nurman.

Oleh karena itu pihaknya berharap agar Pencab lebih memperbaiki komunikasi.

Namun, Nurman tidak menampik bahwa pencairan anggaran untuk KONI Kabupaten Malang terlambat, akibat proses pencairan yang cukup panjang.

"Ya memang anggaran kita sedikit terlambat. Tapi sebetulnya proses pencairan anggaran pemerintah kan tidak bisa cepat, harus ada proses, sehingga sedikit terlambat," terangnya.

"Tapi Alhamdulillah hari ini sudah bisa cair semua, termasuk binaraga, sudah bisa kita cukupi," tambahnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/05/07/103516178/jika-bantuan-15-ekor-ayam-dari-dermawan-sudah-habis-ketua-pbfi-malang-saya

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com