Salin Artikel

Copot Adi Sutarwijono, PDI-P Tunjuk Yordan M Batara Goa Jadi Plt Ketua DPC Surabaya

Yordan mendapat tugas untuk membereskan urusan soliditas internal yang menjadi alasan di balik keputusan pencopotan struktural DPC itu. 

Di struktural, Yordan merupakan Wakil Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jatim.

Selain itu, Yordan adalah anggota DPRD Jatim dari Dapil Surabaya.

"Plt untuk sementara ini untuk tiga bulan," kata Wakil Ketua Bidang Kehormatan DPD PDI-P Jatim Budi Sulistyono alias Kanang di Kantor DPD PDIP Jatim, Jumat (2/5/2025).

Dalam ketentuan partai, posisi Plt Ketua harus diisi oleh jabatan setingkat di atasnya atau bahkan DPP sekalipun.

Oleh karena itu, menurut Kanang, ini menjadi alasan penunjukan Yordan, sekalipun banyak tokoh senior PDI-P di Surabaya yang layak menjadi Plt Ketua DPC pasca-pencopotan Adi.

Sementara itu, Yordan mengungkapkan, ia segera tancap gas setelah ditunjuk jadi Plt Ketua. 

Langkah pertama adalah konsolidasi internal.

Hal ini sebagaimana evaluasi dari DPP, yakni adanya masalah terkait soliditas internal. "Semua akan difungsikan sesuai tugasnya," kata Yordan.

Apalagi, soliditas internal itu berpengaruh terhadap perolehan kursi di DPRD Surabaya.

"Kekalahan kita pada saat Pileg kemarin agar tidak terulang lagi. Bahkan ke depan kita ingin menaikkan target," ujar Yordan.

Sebelumnya diberitakan, PDI Perjuangan membuat keputusan mengejutkan dengan mencopot Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya Adi Sutarwijono dari struktural partai.

Selain mencopot pria yang akrab disapa Awi itu, PDI-P mencopot Wakil Sekretaris Achmad Hidayat.

Keputusan tersebut diumumkan setelah DPD PDIP Jatim menggelar rapat tertutup di Kantor DPD Jalan Raya Kendangsari Surabaya, Jumat (2/5/2025).

Rapat tersebut dipimpin oleh Wakil Ketua Bidang Kehormatan DPD PDIP Jatim Budi Sulistyono Kanang.

Adapun Awi menjabat Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya sejak 2019.

Saat ini, Awi juga duduk sebagai Ketua DPRD Surabaya. "Ini menjadi evaluasi partai. Kita bebastugaskan Ketua DPC dan Wakil Sekretaris," kata Kanang di Kantor DPD PDIP Jatim.

Sebelum mengumumkan hasil ini, jajaran DPC PDI-P Surabaya dipanggil ke Kantor DPD, termasuk Awi yang hadir secara langsung.

Namun, Awi lebih dulu keluar dan tidak berkomentar.

Kanang menyampaikan, pencopotan ini bermula dari surat dari DPP tertanggal 30 April 2025 lalu yang melakukan evaluasi kinerja DPC se-Jawa Timur.

Surabaya menjadi salah satu atensi.

Surat itu menjadi dasar DPD PDIP Jatim untuk menindaklanjuti dengan pencopotan Awi.

Evaluasi itu lantaran struktural DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya dinilai belum optimal, di antaranya lantaran penurunan kursi hasil Pileg.

Semula, PDI-P memperoleh 15 kursi di 2019, tetapi melorot menjadi 11 kursi pada Pileg 202. PDI-P menilai, ada persoalan soliditas di internal DPC.

Selain Awi dan Hidayat, PDI-P juga mengevaluasi Sekretaris DPC Baktiono dan Taroe Sasmito.

Bedanya, Sekretaris dan Bendahara ini mendapat sanksi peringatan.

Hidayat dievaluasi lantaran posisinya semacam kepala sekretariat yang dianggap tidak optimal.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul "PDI Perjuangan Tunjuk Yordan M Batara Goa Jadi Plt Ketua DPC PDIP Surabaya."

https://surabaya.kompas.com/read/2025/05/02/162738778/copot-adi-sutarwijono-pdi-p-tunjuk-yordan-m-batara-goa-jadi-plt-ketua-dpc

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com