Salin Artikel

Timah Panas Lumpuhkan Pelaku Begal Guru yang Bawa Balita di Bangkalan

Penangkapan ini diwarnai aksi perlawanan pelaku terhadap petugas. Ini membuat polisi harus melumpuhkannya dengan timah panas.

Kapolres Bangkalan, AKBP Hendro Sukmono, mengungkapkan bahwa pihaknya berhasil meringkus satu dari tiga pelaku.

Penangkapan ini dilakukan setelah polisi menyelidiki rekaman kamera pengawas di toko yang berlokasi tidak jauh dari tempat kejadian.

"Dari rekaman CCTV itu kami berhasil mendapatkan identitas pelaku, karena wajahnya terlihat jelas," ujarnya pada Selasa (29/4/2025).

Pelaku yang ditangkap adalah S (40), warga Desa Kranggan Barat, Kecamatan Tanah Merah, Bangkalan.

Polisi menduga pelaku melarikan diri ke Surabaya setelah rekaman video yang menunjukkan wajahnya viral di media sosial.

"Kami berhasil menangkap pelaku di sebuah rumah indekos di Kampung Malang, Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Tegalsari, Kota Surabaya," tambah Hendro.

Saat ditangkap, S sempat melakukan perlawanan terhadap petugas, sehingga polisi terpaksa melumpuhkan kaki kirinya.

Pelaku kemudian dibawa ke Mapolres Bangkalan untuk penyidikan lebih lanjut.

Dari pengakuan S kepada penyidik, aksi pembegalan dilakukan bersama dua rekannya, H dan R, yang saat ini masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).

Keduanya masih buron dan membawa barang bukti berupa motor curian milik korban.

"Kami masih melakukan pengejaran terhadap dua pelaku lain dan juga melakukan pencarian terhadap barang bukti motor curian itu," ungkap Hendro.

Hendro juga mengungkapkan bahwa dalam melakukan aksinya, pelaku sempat menodongkan senjata tajam kepada korban.

Dalam kasus ini, S berperan sebagai eksekutor, sementara dua rekannya membantunya membegal korban.

S diketahui merupakan seorang residivis kasus serupa yang pernah beraksi di empat lokasi lain, termasuk dua lokasi di Kabupaten Bangkalan, satu lokasi di Kabupaten Sumenep, dan satu lokasi di Kabupaten Gresik.

"Kami terus lakukan pengembangan terhadap kasus ini," pungkasnya.

Sebelumnya, korban pembegalan adalah seorang guru kelas 5 SDN Lerpak 2, Maidatul Hasanah (31), warga Desa Geger.

Peristiwa tersebut terjadi saat ia pulang mengajar, di mana ia juga membawa anaknya yang masih balita.

Kejadian ini tidak hanya membuat Maidatul trauma, tetapi juga membuat anaknya menangis saat pelaku merampas paksa motor ibunya.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/04/29/162003878/timah-panas-lumpuhkan-pelaku-begal-guru-yang-bawa-balita-di-bangkalan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com