Salin Artikel

Anjal di Akses Suramadu Kerap Paksa Minta Uang dengan Gedor Mobil Diamankan

Ulah anjal itu diketahui sering terjadi di jalan Desa Petapan, Kecamatan Labang, di mana mereka tak segan memaksa untuk meminta uang sambil menggedor pintu mobil.

Kondisi ini direspons tegas Satpol PP Bangkalan dengan tindakan represif, yakni mengamankan sedikitnya dua anjal, Minggu (27/4/2025) dan seorang lagi, Senin (28/4/3035).

Ketiganya telah diserahkan ke Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bangkalan.

“Berdasarkan data yang kami punya, mereka wajah lama dan sudah sering kami amankan. Apakah mereka diserahkan ke liponsos atau ke mana, itu kewenangan dinsos,” kata Sekretaris Satpol PP Kabupaten Bangkalan, Moh Hasbul, Senin (28/4/2025).

Kawasan simpang empat akses Suramadu sisi Madura memang akrab dengan anjal.

Sebagaimana umumnya, mereka akan mendekat ke pengendara khususnya pengguna kendaraan roda empat ketika traffic light menyala warna merah.

Hasbul mengungkapkan, dalam razia yang ditingkatkan mulai kemarin memang banyak ditemukan anjal.

Namun Satpol PP Bangkalan hanya mengamankan tiga orang terdiri dari satu perempuan dan dua lelaki.

Mereka telah diserahkan ke Dinsos Bangkalan sesuai mekanisme.

“Kegiatan operasi menindaklanjuti laporan masyarakat terkait anjal yang sudah sangat mengganggu aktifitas pengguna jalan, memaksa untuk meminta uang kepada masyarakat pengguna jalan,” ungkap Hasbul.

Ia memaparkan, banyak cara yang dilakukan anjal seperti menggunakan kemoceng untuk mengamen.

Bahkan apabila sedang turun hujan, menyemprotkan cairan pembersih ke kaca mobil para lintas akses Suramadu.

Namun, lanjutnya, kegiatan-kegiatan para anjal hanyalah sebatas modus.

Seolah memberikan bantuan yang ujung-ujungnya memaksa para pengguna jalan agar memberikan uang.

Meski tidak sampai merusak pintu atau kaca mobil, tindakan para anjal telah mengganggu kenyamanan pengguna jalan.

“Karena itu kami akan menempatkan anggota di sana untuk mengantisipasi kegiatan-kegiatan yang meresahkan masyarakat lagi. Paling banyak terjadi di daerah simpang empat Petapan, karena itu kami berkoordinasi dengan Muspika Kecamatan Labang,” pungkasnya.

Langkah tegas personel Satpol PP Bangkalan itu mendapatkan apresiasi dari seorang pengendara roda empat, Arif (43), warga Sedati, Sidoarjo.

Pria yang dalam kesehariannya bekerja di Kota Bangkalan itu merupakan salah satu pelintas yang terganggu akibat perilaku anak anjal saat berhenti di simpat empat akses Suramadu.

“Kalau tidak dikasih uang, menggedor pintu mobil sambil memaki. Bukan sekali, beberapa kali menimpa saya. Kawasan simpang empat akses Suramadu itu memang butuh atensi khusus, tempat mangkal banyak anjal,” kata dia kepada SURYA.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul 3 Anjal Diamankan Akibat Menggedor Pintu Mobil di Akses Suramadu, Satpol PP Bangkalan : Wajah Lama.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/04/29/092005478/anjal-di-akses-suramadu-kerap-paksa-minta-uang-dengan-gedor-mobil-diamankan

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com