Salin Artikel

2 Bendungan di Blitar Dikuras agar Volume Air Waduk Bertambah 500.000 Meter Kubik

Dengan flushing tersebut, ditargetkan terjadi penambahan volume daya tampung dari kedua waduk sebanyak total 500.000 meter kubik.

Vice President Regional I Perum Jasa Tirta I, Ganindra Adi Cahyono, mengatakan bahwa melalui kegiatan flushing pihaknya menargetkan total 500.000 meter kubik sedimen yang ada di waduk dapat digelontorkan dari waduk ke arah hilir sungai.

“Dengan target itu, maka otomatis volume atau daya tampung di kedua waduk yang ada di dua bendungan itu juga akan meningkat sebanyak 500.000 meter kubik karena sedimennya akan kita keruk dan gelontorkan sebanyak itu,” ujar Ganindra kepada awak media di area Waduk Wlingi, Minggu.

Penggelontoran sebanyak total 500.000 meter kubik sedimen itu, ujarnya, masing-masing berasal dari waduk Bendungan Wlingi sebanyak 300.000 meter kubik dan waduk Bendungan Lodoyo sebanyak 200.000 meter kubik.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Sub Divisi Operasi dan Pemeliharaan WS Brantas I pada Perum Jasa Tirta I, Sucipto Eko Pranoto, mengatakan bahwa sebelum flushing, daya tampung waduk Bendungan Wlingi adalah 2,4 juta meter kubik, sedangkan waduk Bendungan Lodoyo 2,1 juta meter kubik.

“Setelah selesai proses flushing nanti kita harapkan daya tampung waduk Bendungan Wlingi menjadi 2,7 juta meter kubik dan waduk Bendungan Lodoyo menjadi 2,3 juta meter kubik,” ujar Sucipto.

Manfaat waduk

Dengan peningkatan daya tampung waduk, lanjutnya, diharapkan pemanfaatan waduk menjadi lebih optimal, yakni untuk pembangkit listrik, pemanfaatan air minum, serta untuk kebutuhan irigasi.

Sucipto mengatakan bahwa instalasi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Bendungan Wlingi memiliki kapasitas 2 x 27 Mega Watt (MW), sedangkan Bendungan Lodoyo 1 x 4,5 MW dan 2 x 600 Kilo Watt (KW) dari instalasi PLTA Lodagung.

Untuk pemanfaatan irigasi, lanjutnya, kedua waduk yang ada di Bendungan Wlingi dan Lodoyo sejauh ini mampu memasok kebutuhan air bagi sekitar 13.000 hektare lahan pertanian di wilayah Kabupaten Blitar dan Kabupaten Tulungagung.

Menurut Sucipto, Perum Jasa Tirta I mulai melakukan kegiatan flushing reguler sekali dalam setahun di Bendungan Wlingi dan Bendungan Lodoyo sejak tahun 2016 sebagai respons atas peningkatan laju sedimentasi dari tahun ke tahun.

Sebelum 2016, lanjutnya, kegiatan flushing di dua bendungan tersebut hanya dilakukan setiap 3 atau 2 tahun sekali ketika laju sedimentasi belum meningkat.

“Laju sedimentasi ini akan semakin meningkat ketika semakin banyak lahan gundul di sepanjang aliran Sungai Brantas, khususnya di wilayah hulu,” tuturnya.

Di sisi lain, kata dia, flushing dua bendungan yang disebut dengan istilah “pladu” oleh warga sekitar selama ini dimanfaatkan oleh ribuan warga untuk mencari ikan yang menjadi lemas dan mudah ditangkap karena terseret derasnya aliran sungai akibat flushing.

“Namun kami tidak henti-henti mengingatkan kepada masyarakat untuk mengutamakan kehati-hatian dalam mencari ikan di waktu flushing ini karena aliran sungai menjadi deras,” tuturnya.

Sucipto mengatakan bahwa dampak peningkatan debit dan derasnya aliran Sungai Brantas akibat flushing dapat terjadi sepanjang puluhan kilometer di area hilir hingga wilayah Kabupaten Kediri.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/04/27/195233978/2-bendungan-di-blitar-dikuras-agar-volume-air-waduk-bertambah-500000-meter

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com