Data ini tercatat sejak Januari hingga April 2025, di mana lima di antaranya adalah anak-anak.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan P2KB Kabupaten Sumenep, Achmad Syamsuri, mengungkapkan bahwa para penderita kusta tersebar di 29 puskesmas di wilayah daratan dan kepulauan.
“Dari data kami hingga bulan April 2025, hanya Puskesmas Batuan yang zero, tidak ada penderita kusta,” kata Syamsuri.
Syamsuri menambahkan bahwa mayoritas penderita saat ini menjalani rawat jalan secara intensif.
Setiap bulan, mereka diminta untuk datang ke puskesmas terdekat untuk pemeriksaan berkala dan menerima obat rutin.
“Tidak ada yang harus dirawat intensif di rumah sakit. Semua hanya rawat jalan. Kami pantau terus mereka. Kami periksa dan diberikan obat secara rutin,” tambahnya.
Pemeriksaan berkala ini bertujuan untuk memantau perkembangan penyembuhan masing-masing penderita.
“Kami harus mencatat, seberapa aktif pasien ini melakukan pemeriksaan rutin dan bagaimana pola konsumsi obat-obatannya. Disiplin atau tidak,” ujarnya.
Penderita penyakit yang juga dikenal sebagai lepra ini berpotensi terus bertambah.
Data Dinkes P2KB Kabupaten Sumenep mencatat bahwa pada tahun 2024, terdapat 245 penderita kusta, dengan rincian 229 adalah dewasa dan 16 anak-anak.
Setiap tahun, penderita kusta didominasi warga dewasa, namun penyakit ini juga mengancam anak-anak.
Syamsuri menjelaskan bahwa penyakit kusta disebabkan oleh infeksi kronis dari bakteri Mycobacterium leprae yang menyerang kulit, saraf tepi, dan saluran pernapasan.
“Penyakit ini menular melalui percikan ludah, terutama saat penderita batuk atau bersin,” ungkapnya.
Meskipun penyakit ini menular, kusta dapat disembuhkan dengan melakukan pemeriksaan dan pengobatan gratis di fasilitas kesehatan terdekat, seperti puskesmas.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/04/25/110205078/38-warga-sumenep-idap-kusta-hanya-dalam-4-bulan-ada-potensi-terus-bertambah