Salin Artikel

Keluarga Korban TPPO Kamboja Asal Banyuwangi Diteror, Pelaku Minta Data Diri dan Rekening

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Keluarga Rizal Sampurna, pria 30 tahun yang menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Kamboja, mendapatkan rangkaian teror.

Hal tersebut diungkapkan sepupu Rizal, Saputri, yang mengurai bahwa teror tersebut berupa telepon dari nomor asing yang menyasar ibunda Rizal, Sulastri.

“Dua hari lalu ke nomor ibunya Mas Rizal, teleponnya sekitar jam setengah 12 malam,” kata Saputri, Rabu (23/4/2025).

Diurai Putri, ada dua nomor berbeda yang menghubungi Sulastri, dan nomor-nomor tersebut sangat getol menghubungi dalam dua hari terakhir.

Awalnya, si penelepon menanyakan beberapa hal soal keluarga Rizal.

Penelepon juga meminta data diri dan rekening, yang disebutnya untuk keperluan santunan.

Nomor tersebut memakai foto profil perempuan, namun suara yang terdengar adalah laki-laki.

Si penelepon mengaku kepada keluarga Rizal bahwa dia adalah teman kerja Rizal yang meyakinkan bahwa Rizal meninggal karena sakit.

“Dia cerita panjang soal meninggalnya Mas Rizal. Katanya Mas Rizal memang meninggal karena sakit dan tidak diapa-apakan oleh mereka,” ujar Putri.

Bahkan, orang dalam telepon mengaku menyaksikan langsung peristiwa meninggalnya Rizal.

Dalam pesan tertulis, nomor tersebut juga mengabarkan di mana rumah sakit letak jenazah Rizal disimpan.

“Tapi saat ditanya tanggal meninggalnya Mas (Rizal), penelepon malah bingung. Ditanyai identitasnya, tidak mau jawab,” ucap Putri.

Begitu pula saat keluarga meminta bukti foto jenazah Rizal, si penelepon justru banyak berdalih.

Sementara itu, diberitakan Kompas.com sebelumnya, Rizal Sampurna dipastikan telah meninggal dunia, berdasarkan surat keterangan yang ditandatangani otoritas Kamboja.

Pada Minggu (20/4/2025) malam, keluarga mengikuti pertemuan secara online dengan perwakilan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Kementerian Luar Negeri, dan aktivis pendamping pekerja migran yang membahas hal tersebut.

Dari pertemuan online tersebut juga disampaikan bahwa jenazah Rizal saat ini berada di salah satu tempat penyimpanan jenazah di Kamboja.

“Hanya, kami belum bisa menginformasikan karena menunggu pernyataan resmi atau berita acara kematian Rizal dari KBRI Kamboja,” kata Kuasa Hukum Keluarga Rizal, Bagus Abu Bakar, Senin (21/5/2025).

https://surabaya.kompas.com/read/2025/04/24/064124978/keluarga-korban-tppo-kamboja-asal-banyuwangi-diteror-pelaku-minta-data-diri

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com