Salin Artikel

Siapa Veronika dalam Pusaran Kasus Tahan Ijazah CV Sentoso Seal?

Dia diduga menerima tanda kelulusan sekolah itu ketika pegawai baru masuk.

Sosok Veronika pertama kali mencuat ke publik dalam video yang diunggah oleh Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji, di akun media sosial Instagramnya, Kamis (17/4/2025).

Dalam video tersebut, Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Imannuel Ebezer yang melakukan sidak di gudang CV Sentoso Seal menanyakan perihal seseorang dengan nama Vero.

Kemudian, Jan Hwa Diana mengaku mengenal orang tersebut. Namun, ia menyebut orang itu sudah keluar dari perusahaannya.

Akan tetapi, ada pihak yang menemukan Vero masih berada di bangunan itu.

"Kok bisa berbohong, Pak? Kalau Veronikanya sudah resign, enggak boleh main-main ke sini, boleh kan? Terus saya harus digiring ke mana?" kata Diana dalam video unggahan Armuji, Kamis (17/4/2025).

Sementara itu, kuasa hukum karyawan, Edi Kuncoro Prayitno, mengatakan, salah satu korban mengaku pernah berada dalam satu ruangan dengan Veronika ketika bekerja di perusahaan tersebut.

"Tapi saya tidak bisa mengatakan benar atau tidak, tapi ini keterangan dari anak-anak itu, anak angkatnya Diana. Tapi ini perlu konfirmasi," kata Edi saat dikonfirmasi, Rabu (23/4/2025).

Edi menyebut ada karyawan yang menyetorkan ijazahnya ke bagian administrasi ketika baru mulai bekerja.

Namun, beberapa dari mereka menyerahkan bukti kelulusan itu ke Veronika.

"Ada sebagian orang yang (ijazahnya) diterima oleh admin. Admin ini di bawahnya Veronika. Ada tanda terima yang ditandatangani oleh Veronika, tapi namanya Handy Soenaryo," ujarnya.

Akhirnya, kata Edi, sejumlah korban yang pernah bertemu Veronika diajak saat sidak dengan Wamenaker.

Akan tetapi, perempuan tersebut mengaku tidak mengenal para mantan karyawannya.

"Veronika sama admin ini satu ruangan, Pak Wamen tanya, 'Tahu ruangannya?'. Lalu mantan admin ini menuju ke ruangan untuk menyimpan ijazahnya, tapi ternyata di situ tidak ada," katanya. 

"Ada satu pekerja, waktu interview diterima oleh Veronika. Kami panggil korban, tapi Veronika bilangnya nggak kenal. Korban bilang kenal Vero, bahkan tanda terimanya tanda tangan Vero," ujarnya. 

Sebab, dia menganggap perempuan tersebut diduga menghilangkan ijazah karyawan.

"(Khusus Veronika Pasal) penggelapan, karena kita tidak bisa menarik perusahaan karena tidak ada badan usaha. Jadi kita mengurutkan rangkaian peristiwa itu, itu Veronika," katanya. 

https://surabaya.kompas.com/read/2025/04/23/203305478/siapa-veronika-dalam-pusaran-kasus-tahan-ijazah-cv-sentoso-seal

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com