Salin Artikel

Soal Penahanan Ijazah, SMK Swasta di Kota Malang Beri Kemudahan Lewat Fotokopi Legalisir dan Minta Solusi Disdik

Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Swasta Kota Malang, Drs Sunari, mengungkapkan bahwa saat ini setiap SMK swasta masih menyimpan rata-rata puluhan lembar ijazah dari siswa lulusan mereka.

Setiap angkatan kelulusan, sekitar 10 persen siswa belum mengambil ijazah mereka.

"Beberapa lulusan telanjur bekerja dan belum memiliki waktu untuk mengambil ijazah. Selain itu, rata-rata lulusan juga masih memiliki tunggakan pembayaran SPP," ujar Sunari, Rabu (16/4/2025).

Ia menambahkan, pihak sekolah sering merasa terbebani dengan penyimpanan ijazah tersebut, terutama dengan kemungkinan terjadinya bencana seperti banjir.

"Mohon maaf ya, mudah-mudahan enggak terjadi apa-apa. Seandainya ada banjir, itu kan juga repot," imbuhnya.

Menyikapi masalah tunggakan administrasi, Sunari berharap Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur dapat memberikan kebijakan bantuan pelunasan.

Menurutnya, persoalan ini sering kali menjadi tanggung jawab sekolah swasta kepada yayasan.

"Harapannya ada kebijakan bagi SMK swasta untuk menghimpun data tunggakan dan mengajukan permohonan, semoga bisa diganti oleh pemerintah," tuturnya.

Sebagai solusi sementara, pihak sekolah sering memberikan fotokopi legalisasi ijazah agar lulusan dapat melamar pekerjaan.

Namun, instruksi untuk mengantarkan ijazah langsung ke rumah lulusan dinilai tidak dapat dilaksanakan.

"Kalau minta dijemput bola, insyaallah, kasihan ya bapak ibu guru. Kami juga tidak berani mengirim ijazah lewat pos atau jasa ekspedisi," katanya.

Di sisi lain, SMK Negeri 4 Malang juga menyimpan ratusan ijazah yang belum diambil.

Banyak lulusan yang masih memiliki tunggakan sumbangan bantuan pendidikan, namun pihak sekolah tidak memaksa mereka mengambil ijazah.

"Kami masih ada dana bantuan pemerintah, seperti BOS dan BPOPP, untuk guru-guru honorer. Itu juga berasal dari bantuan masyarakat," kata Kepala SMKN 4 Malang, Gunawan Dwiyono.

Ia menekankan bahwa syarat pengambilan ijazah tidak dapat diwakilkan, karena lulusan harus melakukan cap tiga jari.

"Kami juga tidak mau berisiko lagi. Pernah kami memberikan ijazah kepada orang tua, tetapi ternyata orang tua tidak menyampaikan kepada anaknya," ungkap Gunawan.

Sementara itu, pengantaran ijazah ke rumah lulusan juga dinilai belum memungkinkan bagi pihak sekolah.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/04/16/125942178/soal-penahanan-ijazah-smk-swasta-di-kota-malang-beri-kemudahan-lewat

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com