Salin Artikel

Pemuda Asal Banyuwangi Meninggal di Kamboja, Sempat Minta Didoakan

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Seorang pemuda bernama Rizal Sampurna (30), warga Lingkungan Sukowidi, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, Jawa Timur, diduga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Kamboja.

Dugaan tersebut timbul setelah ibu Rizal, Sulastri, kehilangan jejak setelah mendapatkan kabar bahwa anak satu-satunya meninggal dunia saat bekerja di Kamboja.

“Terakhir menghubungi tanggal 13 Maret 2025, saya bilang, kamu di sana baik-baik saja. Dia bilang doain aja di sini selamat sehat,” kata Sulastri di rumahnya, Selasa (15/4/2025).

Rizal kembali berkabar ke sepupunya pada tanggal 16 Maret 2025 untuk meminta doa agar dia selamat. Belakangan diketahui bahwa sehari kemudian, yaitu 17 Maret 2025, Rizal meninggal dunia.

Diceritakan Sulastri, dua hari sebelum dia mendapatkan informasi bahwa anaknya meninggal dunia pada 7 April 2025, seseorang mendatangi rumahnya.

“Tanggal 5 April ada datang mengabari, kami tidak kenal juga. Orangnya pakaian biasa. Langsung cari saya, katanya dicariin alamat saya sudah berapa hari,” ujar Sulastri.

Diterangkan Sulastri, orang yang datang sendirian itu memegang foto KTP dan foto diri Rizal.

Namun ketika dimintai bukti bahwa Rizal telah meninggal dunia, pria tersebut tak dapat menunjukkan.

Orang tersebut mengaku kepada keluarga Rizal bahwa bukti foto dan bukti lainnya telah berada di pihak kepolisian Kamboja.

“Kata yang ngabari, (Rizal) sakit katanya,” tuturnya.

Sementara itu, Koordinator Pos Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P4MI) Banyuwangi, Fery Meryanto, membenarkan informasi meninggalnya Rizal.

“P4MI Banyuwangi mendapatkan informasi 7 April 2025 dari KP2MI pusat, menginformasikan saat itu bahwa 1 pekerja migran Indonesia asal Banyuwangi meninggal di Kamboja,” kata Fery.

Pihaknya kemudian melakukan pengecekan, dan yang bersangkutan terindikasi bekerja ke Kamboja secara tidak prosedural atau tidak sesuai prosedur resmi.

Fery menambahkan, dari banyak kasus yang terjadi sebelumnya, pekerja yang terlibat kasus di Kamboja didominasi mereka yang dipekerjakan sebagai scammer hingga admin judi online.

“TPPO di Kamboja, Myanmar, dan Thailand terindikasi sangat besar. Sehingga bagi masyarakat yang mendapatkan iming-iming pekerjaan di tiga negara tersebut sebaiknya tidak tergiur,” pesannya.

Saat ini, P4MI masih menunggu pembaruan informasi dan perkembangan selanjutnya dari KBRI di Kamboja terkait pemulangan jasad Rizal yang informasi terakhir berada di Yim Under Take Care Phnom Penh, Kamboja.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/04/15/162750578/pemuda-asal-banyuwangi-meninggal-di-kamboja-sempat-minta-didoakan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com