LUMAJANG, KOMPAS.com - Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Jugosari terpaksa memberikan dispensasi kepada siswa asal Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, untuk tidak mengikuti pelajaran di sekolah.
Pengecualian itu bukan tanpa alasan. Pasalnya, siswa yang berasal dari Dusun Sumberlangsep, harus menyeberangi aliran Sungai Regoyo yang kerap diterjang banjir lahar hujan Gunung Semeru untuk bisa sampai ke sekolah di Dusun Sumberkajar yang berada di seberang sungai.
Jalan satu-satunya yang bisa dilewati anak-anak Sumberlangsep hanya jembatan limpas sepanjang 200 meter.
Namun, jembatan ini kerap tertutup material vulkanik Gunung Semeru berupa pasir dan batu saat banjir lahar menerjang Sungai Regoyo.
Kepala SDN 3 Jugosari Yuliatin mengatakan, pihaknya memberikan kebijakan khusus bagi anak-anak yang tinggal di Dusun Sumberlangsep untuk tidak masuk sekolah apabila terjadi banjir.
Menurutnya, lebih dari setengah siswa di SDN 3 Jugosari adalah warga Dusun Sumberlangsep. Jumlahnya, kurang lebih 40 siswa.
"SD kami ini memang separuh lebih anak-anak kami dari Sumberlangsep, jika terjadi banjir memang kami mengizinkan untuk tidak ke sekolah daripada membahayakan diri sendiri," kata Yuliatin di Lumajang, Jumat (11/4/2025).
Alternatifnya, anak-anak bisa belajar di rumah melalui daring atau menyusul pelajaran di sekolah.
Meski begitu, banyak siswa yang tetap memilih untuk pergi sekolah meski jalan yang dilaluinya diterjang banjir lahar.
Para siswa ini harus digendong orangtuanya maupun aparat setempat menyeberangi derasnya aliran sungai.
Apabila waktunya pulang sekolah, para guru juga mengantarkan anak-anak ke pinggir sungai sambil menunggu dijemput oleh orangtuanya.
"Alhamdulillah, hari ini banyak yang masuk mungkin hanya sepertiga yang tidak masuk, tapi kalau cuaca normal anak-anak selalu masuk semua," pungkasnya.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/04/11/144954378/sekolah-di-lumajang-ini-terpaksa-liburkan-siswa-yang-kerap-terisolasi