Pria tersebut adalah Saiful Amin(40), warga Desa Ketindan, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Kronologinya berawal saat Saiful membeli bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite di SPBU Patal, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Minggu (10/4/2025).
BBM yang ia beli diduga tidak sesuai takaran.
Saiful Amin menyebut, saat itu pihaknya membeli BBM sebanyak 3 liter, tetapi yang ia dapatkan setelah melalui pengukuran, hanya 2,8 liter, alias berkurang sebanyak 200 mililiter.
"Pengukuran itu dilakukan petugas SPBU ketika saya curiga pengisian yang dilakukan petugas tidak sesuai takaran," ungkapnya melalui sambungan telepon, Kamis (10/4/2025), melansir dari Kompas.com.
Amin menceritakan awal mula munculnya kecurigaan ketika ia mengisi sepeda motornya dengan BBM Pertalite di SPBU dengan pembelian sebanyak Rp 70.000 atau 7 liter.
Ia mengaku saat hendak melakukan pengisian itu, pihaknya berangkat dari rumah ke SPBU Patal sejauh 2 kilometer, menggunakan sepeda motor Honda CBR 150 cc tahun 2013 dalam kondisi standar.
"Ketika berangkat, BBM di sepeda motor saya tersisa sekitar 1/2 liter. Artinya sangat cukup untuk perjalanan ke SPBU," tuturnya.
Usai membeli BBM sebanyak 7 liter untuk sepeda motornya, ia pulang dan memindahkan BBM di sepeda motornya itu ke mobil pribadinya, menggunakan media botol air mineral berukuran 1,5 liter.
Saat itulah ia terkejut karena BBM yang dipindahkan hanya tersisa kurang dari 4 botol air mineral, atau sekitar kurang dari 6 liter.
"Kalaupun berkurang karena perjalanan pulang saya dari SPBU, masak sampai 1,5 liter berkurangnya. Padahal dari SPBU saya langsung pulang dan sepeda motor saya dalam kondisi standar.
Artinya seharusnya tidak berkurang sebanyak itu," ujarnya.
Untuk menjawab kecurigaannya, ia kembali ke SPBU untuk membeli BBM pertalite lagi.
Pihaknya ingin menguji keakuratan pengisian BBM di sana, dengan cara mengisi BBM ke botol air mineral berukuran 1,5 liter yang sudah ia bawa.
"Tapi saya dilarang mengisi ke botol air mineral. Saya pun menyampaikan niat saya untuk menguji keakuratan itu," ujarnya.
Gayung bersambut, atas tawaran petugas SPBU, pihaknya membeli BBM pertalite sebanyak Rp 30.000 untuk dilakukan pengujian.
"Pengisian yang dilakukan petugas tidak langsung pada botol takar, tetapi ke ember, baru kemudian dituang ke botol takar," ujar dia.
Benar saja, hasil takaran itu hanya mencapai 2,8 liter. Ketika ditanya, petugas mengaku pengurangan itu akibat penguapan.
"Tapi masak penguapan sampai 200 mililiter. Padahal jarak waktu pengisian dari mesin SPBU ke pengukuran itu hanya sekitar 3 menit," katanya.
Amin mengaku kecewa dengan penjelasan petugas SPBU tersebut.
Ia pun mengabadikan proses pengukuran itu hingga penjelasan petugas SPBU melalui rekaman video, dan mengunggahnya di media sosial.
Sementara itu, merespons viralnya video yang diunggah Saiful Amin, Polres Malang melakukan pengecekan di SPBU 54.651.74 atau SPBU Patal, Desa Bedali, Kecamatan Lawang.
Polisi melakukan pengujian tera atau akurasi takaran BBM jenis Pertalite di Nozzle nomor 5 dan 6, SPBU Patal, menggunakan bejana ukur 20 liter, 5 liter, dan 1 liter dalam kondisi kering maupun basah.
"Seluruh hasil pengujian memang menunjukkan penyimpangan volume. Tapi masih dalam ambang batas toleransi yang diperbolehkan, yakni 0,5 persen dari total volume," kata Kasatreskrim Polres Malang, AKP Muchammad Nur dalam keterangan resminya, Kamis (10/4/2025).
Ia menyebut, dari total 14 kali pengujian, penyimpangan terukur berkisar antara -80 mililiter hingga -25 mililiter pada bejana 20 liter dan 5 liter. Hal itu, menurutnya, masih berada di bawah ambang batas wajar yang ditetapkan UPT Metrologi Legal Kabupaten Malang.
"Bahkan, pengujian dengan bejana 1 liter menunjukkan takaran yang tepat tanpa selisih," katanya.
Sementara itu, pada pengecekan tera ulang, SPBU Patal Lawang terakhir kali melakukan tera ulang resmi pada Februari 2025.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Kronologi Lengkap Saiful Pria Malang Beli Pertalite di SPBU Diduga Takaran Kurang, Curiga Gegara Ini.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/04/11/130008778/cerita-saiful-ungkap-pengisian-bahan-bakar-di-spbu-patal-malang-tak-sesuai