Kegiatan ini berlangsung di Kantor Bupati Malang lantai 9 pada Sabtu (29/3/2025).
Pemantauan dilakukan di lokasi dengan koordinat -8.14 LS, 112.57 BT dan elevasi 400 mdpl.
Namun, hasil pemantauan yang dimulai sejak pukul 16.00 WIB menunjukkan bahwa hilal di Kabupaten Malang tidak terlihat, disebabkan oleh ketebalan awan yang menutupi ufuk barat.
"Jadi untuk penentuan awal bulan Ramadhan kita tunggu dari sidang istbat Kementerian Agama Republik Indonesia," ucap Ahmad Zarkoni, Ahli Muda BMKG Stasiun Geofisika Malang saat ditemui di lokasi pemantauan.
Berdasarkan perhitungan BMKG Stasiun Geofisika Malang, konjungsi atau ijtimak atau peristiwa ketika bujur ekliptika Bulan sama dengan bujur ekliptika Matahari, pada 29 Maret 2025 pukul 17.57.38 WIB, dan matahari terbenam pada pukul 17.35.43 WIB serta bulan terbenam pada pukul 18.16.21 WIB.
Azimuth matahari 273.483 derajat, Azimuth bulan 274.256 derajat, dan ketinggian hilal 1.938 derajat.
Konjungsi atau ijtimak atau peristiwa ketika bujur ekliptika Bulan sama dengan bujur ekliptika Matahari, pada 28 Februari 2025 pukul 07.44.38 WIB, dan matahari terbenam pada pukul 17.50.02 WIB serta bulan terbenam pada pukul 18.08.51 WIB.
Umur bulan saat itu adalah -1 jam 38 menit 05 detik dan lag atau selisih waktu terbenam bulan dan matahari adalah 1480.60 menit.
"Karena memang datangnya bulannya minus. Jadi tidak bisa. Tidak kelihatan. Istilahnya digenapkan jadi 30," pungkasnya.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/03/29/190650878/hasil-pemantauan-hilal-untuk-idul-fitri-2025-di-malang-tertutup-awan