Salin Artikel

Teror Pencurian Daging Kerbau di Lumajang Marak, Tergeletak Tinggal Tulang

LUMAJANG, KOMPAS.com - Pencurian daging kerbau dengan modus sembelih di tempat kembali terjadi di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Jumat (28/3/2025).

Sebelumnya, pencurian seperti ini sempat marak di Lumajang pada Agustus 2024.

Setidaknya, ada empat kerbau disembelih di empat lokasi berbeda.

Kala itu, polisi juga sudah menangkap empat orang sebagai tersangka kasus pencurian daging kerbau dengan modus sembelih di tempat.

Rabu pagi, seekor kerbau kembali ditemukan dengan kondisi tersisa bagian kepala, tulang kaki, tulang rusuk, dan saluran pencernaan seperti usus, paru-paru, dan lambung.

Kerbau itu diketahui milik Nuryadi (60), warga Desa Bades, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Terbaru, kerbau milik Suwarno (46), warga Desa Kloposawit, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, juga bernasib sama.

Kerbau Suwarno ditemukan tergeletak tinggal tulang dan saluran pencernaan di tengah kebun tebu di Desa Kertosari, Kecamatan Pasrujambe, Jumat (28/3/2025).

Suwarno mengatakan, sehari sebelumnya atau pada Kamis (27/3/2025), ia meletakkan kerbau miliknya di areal persawahan Desa Kloposawit.

Namun, pagi hari tadi, kerbau yang ditinggalkan sebelumnya itu sudah tidak ada lagi di tempatnya.

Suwaro pun mencari kerbau miliknya dengan cara mengikuti jejak kaki kerbau.

Betul saja, 5 kilometer dari tempat ia menggembala, kerbau yang dicarinya ketemu di tengah ladang tebu dengan kondisi sudah tidak bernyawa.

"Sore kemarin saya taruh di sawah, tadi pagi saya ke sawah sudah enggak ada, kami cari sama orang-orang ketemu di tebuan sudah mati," kata Nuryadi di lokasi kejadian, Jumat (28/3/2025).

Mendapati kerbaunya sudah mati, Suwarno pun melaporkan kejadian itu ke Polsek Candipuro.

Usai dilakukan olah TKP, polisi menduga pelaku berjumlah lebih dari satu orang.

Mereka juga curiga kejadian ini masih berkaitan dengan pencurian serupa 2 hari lalu.

Lokasi penyembelihan kerbau dengan tempat pencurian, menurut Lugito, berjarak 5 kilometer dari lokasi pencurian kerbau.

"Pelaku dugaan kami lebih dari satu orang, kami masih belum tahu identitasnya, tetapi tetap akan kami selidiki sampai dapat," ujar Kapolsek Pasirian AKP Lugito.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/03/28/142930078/teror-pencurian-daging-kerbau-di-lumajang-marak-tergeletak-tinggal-tulang

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com