Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Kasi Humas) Polres Sumenep, AKP Widiarti menceritakan bahwa para korban ditemukan oleh nelayan saat terombang-ambing sekitar 2 mil dari bibir pantai di Desa Kalikatak, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, Kamis (27/3/2025).
"Mereka ditemukan nelayan yang hendak mencari ikan," kata Widiarti di Sumenep, Jumat (28/3/2025).
Keenam korban yang berhasil diselamatkan di antaranya adalah Moh Sai (55) nakhoda kapal, Hosen (53), Ali Wafa (45), Askuryadi (46), Juhari (25), dan Adnan (60).
Nahkoda dan para ABK ini adalah warga Desa Sotabar, Kecamatan Pasean, Kabupaten Pamekasan.
Widiarti menyampaikan, kecelakaan laut ini berawal saat pompa air KLM Sampurna mengalami kerusakan pada hari Selasa (25/3/2025), atau saat mengangkut kayu gelam dari Kalimantan menuju Pelabuhan Kalianget, Sumenep.
Kerusakan pompa air terjadi sejak pukul 08.00 WIB dan berlangsung berkali-kali hingga pukul 10.00 WIB.
Akibatnya, KLM Sampurna tenggelam sekitar 23 mil dari Pulau Giliyang, Kecamatan Dungkek.
Para ABK dan nakhoda berusaha menyelamatkan diri dengan cara merakit kayu yang ada menggunakan tali dan galon air sebagai pelampung.
"Dan mereka terombang-ambing di laut sekitar tiga hari," ucap Widiarti.
Setelah para ABK dan nakhoda berhasil diselamatkan ke perahu nelayan yang hendak mencari ikan, mereka langsung dibawa ke daratan menuju rumah warga terdekat.
Setelah itu, warga menghubungi pihak desa dan aparat kepolisian setempat.
Para ABK dan nakhoda juga dirujuk ke Puskesmas Arjasa untuk dilakukan observasi guna mengetahui kondisi mereka setelah terombang-ambing berhari-hari di lautan.
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa kecelakaan laut ini.
Namun, kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/03/28/081030278/kecelakaan-kapal-di-sumenep-3-hari-para-abk-dan-nakhoda-terombang-ambing-di