Salin Artikel

Tips agar Rumah Tak Dimasuki Ular Saat Ditinggal Mudik

Founder komunitas pecinta reptil di Surabaya, Reo Reptile Independent, Reo Prahara Romantika membagikan tips agar rumah terbebas dari ular saat ditinggal mudik.

Menurutnya, masyarakat tidak dapat memprediksi kapan ular muncul dan masuk ke rumah.

Namun, kehadiran ular di permukiman kemungkinan menandakan hilangnya atau rusaknya tempat tinggal mereka karena alih fungsi lahan menjadi perumahan atau bangunan.

“Jadi otomatis dia mau enggak mau, harus datang ke permukiman, seperti itu,” katanya saat ditanya Kompas.com, Senin (24/3/2025).

Namun, yang dapat diketahui adalah ular masuk ke dalam area rumah melalui jalan-jalan pintas tertentu, khususnya pada lubang-lubang yang bisa menjadi sarang.

“Di bagian luar rumah yang ada celah-celah yang memungkinkan hewan itu bisa masuk,” ucap Reo.

Ular merupakan salah satu reptilia melata yang selalu menjulurkan lidahnya.

Reo bilang, hewan yang menjulurkan lidah memiliki organ jacobson untuk mendeteksi lingkungannya.

“Jadi enggak sekadar cuma kelurin lidah, tapi mereka itu mendeteksi mangsa dari mereka,” kata dia. 

Salah satu mangsa yang terdeteksi kuat adalah tikus, karena hewan ini menjadi makanan utama.

Untuk itu, rumah Anda juga harus dipastikan terbebas dari masalah tikus.

“Meskipun tikusnya sudah masuk di dalam rumah, tapi urine dari tikus tersebut bisa dideteksi oleh hewan reptil,” ucap pria yang berusia 35 tahun tersebut.

Untuk mengatasinya, Reo menyarankan agar diberi wewangian seperti karbol, potongan daun pandan, kapur barus, atau jenis wewangian yang menyengat lainnya.

Tujuannya, mengelabui ular agar tidak masuk ke dalam rumah karena aroma wangi yang pekat dapat membuat indra jacobson pada ular menjadi tidak berfungsi.

“Jadi buat mengelabui ular tersebut supaya enggak masuk rumah, kita pakai wewangian di depan rumah, di jendela, dan lubang-lubang yang memungkinkan hewan itu bisa masuk ke dalam rumah,” tuturnya.

Selain itu, Reo menyarankan agar perabot di dalam rumah ditata dengan rapi sehingga tidak menumpuk dan menjadi sarang tersembunyi bagi hewan maupun hama seperti tikus.

“Karena rumah yang berantakan itu kan pasti jadi sarang tikus. Tikus yang ada di dalam rumah itu yang bikin ular atau hewan-hewan reptil lain masuk ke dalamnya, karena naluri ular atau hewan-hewan reptil lainnya itu, mereka mencari makan,” ujarnya. 

Lubang-lubang yang dimaksud bisa berasal dari kloset dan saluran air.

“Aku saranin itu supaya lubang pembuangannya ditutup pakai kawat jaring supaya ular atau hewan lain nggak bisa masuk ke dalam situ,” kata dia. 

https://surabaya.kompas.com/read/2025/03/24/070438178/tips-agar-rumah-tak-dimasuki-ular-saat-ditinggal-mudik

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com