Salin Artikel

Pemkab Tuban Kembali Luncurkan 30 Armada "Si Mas Ganteng" Terintegrasi

Peluncuran ini dilakukan pada Minggu (23/3/2025) dan merupakan kelanjutan dari program sebelumnya, Si Mas Ganteng Generasi Pertama, yang telah meluncurkan 10 unit bus dengan kapasitas maksimal 40 penumpang dan mendapatkan respons positif dari masyarakat.

Kabid Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLHP) Kabupaten Tuban, Imam Isdarmawan, menjelaskan bahwa peluncuran Si Mas Ganteng Generasi Kedua adalah bagian dari pengembangan layanan masyarakat.

"Sebagai bagian dari pengembangan layanan ini, Pemerintah Kabupaten Tuban menambahkan 20 armada feeder yang berfungsi sebagai pengumpan ke jalur utama bus," ujarnya.

Imam menambahkan bahwa armada feeder ini berperan penting dalam menjangkau daerah-daerah yang sulit diakses transportasi umum reguler, sehingga semakin banyak masyarakat yang dapat menikmati layanan ini.

Selain itu, pemerintah juga menambah 10 unit bus tambahan untuk meningkatkan kapasitas layanan, memastikan cakupan rute lebih luas, serta memperpendek waktu tunggu bagi pengguna.

"Pengembangan ini tidak hanya berfokus pada penyediaan sarana transportasi, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan konektivitas antarwilayah di Kabupaten Tuban," ujarnya.

Penambahan armada tersebut diharapkan dapat memperluas cakupan rute sistem transportasi yang lebih terintegrasi, sehingga akses masyarakat ke berbagai fasilitas penting, seperti pusat pendidikan, layanan kesehatan, pasar, dan pusat perekonomian, akan jauh lebih mudah.

Program ini juga diharapkan dapat berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.

Selain peningkatan jumlah armada dan perluasan rute, pemerintah terus berinovasi dengan berbagai fitur tambahan, seperti sistem pembayaran digital, integrasi dengan layanan transportasi lainnya, serta peningkatan fasilitas kenyamanan dalam bus.

Jadwal operasional juga diperpanjang agar dapat melayani perjalanan masyarakat sepanjang hari.

Melalui pengembangan "Si Mas Ganteng Gen 2", diharapkan sistem transportasi di Kabupaten Tuban semakin inklusif, ramah lingkungan, serta berkontribusi pada pembangunan daerah yang lebih maju dan berkelanjutan.

"Program ini juga menjadi langkah konkret dalam menciptakan sistem transportasi yang lebih efisien, aman, dan terjangkau bagi seluruh masyarakat Tuban," ungkap Imam.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/03/23/220534778/pemkab-tuban-kembali-luncurkan-30-armada-si-mas-ganteng-terintegrasi

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com