Salin Artikel

Siropen, Sirop Legendaris Surabaya yang Tetap Diburu Selama Ramadhan

SURABAYA, KOMPAS.com - Bulan Ramadhan dan perayaan Lebaran selalu identik dengan hidangan istimewa yang membawa kehangatan dan kebersamaan.

Di antara aneka takjil dan sajian khas, sirop menjadi pilihan favorit untuk menyegarkan dahaga setelah seharian berpuasa.

Lebih dari sekadar minuman manis, sirop juga menyimpan nuansa nostalgia yang mengingatkan kita pada tradisi turun-temurun.

Salah satu sirop legendaris yang masih eksis hingga kini adalah Siropen, sirop pertama di Indonesia yang telah ada sejak tahun 1923.

Berasal dari Surabaya, Siropen merupakan warisan dari JC Van Dronggelen, seorang pengusaha asal Belanda.

Pabrik yang terletak di Jalan Mliwis Kotalama Surabaya itu tetap mempertahankan kualitas otentiknya, terutama dalam kemasan botol kaca.

"Ini sirup peninggalan Belanda, merupakan pabrik sirop pertama di Indonesia dan tertua saat ini," ujar M.

Azhar Lazuardy, penanggung jawab Siropen, kepada Kompas.com pada Sabtu (22/3/2025) sore.

Sejak memasuki bulan Ramadhan, permintaan Siropen mengalami lonjakan drastis.

Banyak pelanggan, baik dari Surabaya maupun luar kota, membeli dalam jumlah besar, baik secara online maupun datang langsung ke toko.

"Mulai ramai dari sebulan sebelum puasa. Pengunjung dari luar kota biasanya mengambil banyak, baik via online atau langsung datang untuk dikirimkan," kata Azhar.

Tak hanya untuk konsumsi pribadi, Siropen kini juga tersedia dalam kemasan eksklusif yang cocok sebagai oleh-oleh atau hampers Lebaran.

"Kami sudah menyediakan box satuan, jadi bisa digunakan untuk oleh-oleh mudik atau hampers. Kalau sirop lainnya biasanya hanya dalam botol biasa. Kalau ada yang request ucapan khusus, kita juga buatkan," tambahnya.

Siropen memiliki beberapa kategori produk, antara lain Siropen Telasih yang tersedia dalam 7 varian rasa, termasuk Plambosen, Coco Pandan, dan Mawar yang menjadi ciri khas minuman ini.

Selain itu, Siropen Premium memiliki 19 varian rasa dengan kemasan plastik berkualitas lebih eksklusif, sedangkan Siropen Gourmet menawarkan 30 varian rasa yang dikembangkan khusus sebagai campuran minuman siap saji.

"Sekarang yang Telasih itu berbotol kaca, sementara yang berbotol plastik itu Premium. Kita juga kembangkan lagi Siropen khusus untuk campuran minuman yang sudah jadi, disebut Gourmet," tutur Azhar.

Harga sirop ini bervariasi, mulai dari Rp28.000 untuk Telasih, Rp35.000 untuk Premium, hingga Rp80.000 untuk Gourmet.

Untuk mendapatkan Siropen, selain di toko-toko yang ada di Surabaya, pelanggan juga dapat langsung datang ke pabriknya.

Selain itu, pengunjung dapat menikmati Siropen langsung di tempat karena ada booth yang menyediakan untuk dinikmati di lokasi.

Setiap hari, pabrik buka dari pagi hingga pukul 17.00 WIB, sementara pembelian tetap dilayani hingga pukul 22.00 WIB meskipun pelanggan tidak bisa masuk ke dalam toko.

"Nanti selama Lebaran, kami libur pada hari H, tetapi untuk penjualan minuman di luar tetap buka dan masih menerima pembelian Siropen meskipun pelanggan tidak bisa masuk ke dalam," pungkas Azhar.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/03/23/195619778/siropen-sirop-legendaris-surabaya-yang-tetap-diburu-selama-ramadhan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com