Salin Artikel

Harapan Driver Ojol Surabaya, THR Benar-benar Terlaksana Berapa Pun Besarannya

SURABAYA, KOMPAS.com - Pengemudi ojek online (ojol) di Surabaya, Jawa Timur, menyambut gembira Tunjangan Hari Raya (THR) yang rencananya akan diberikan oleh penyedia aplikasi. Mereka berharap program THR ini segera terealisasi dan merata untuk semua pengemudi ojek online.

Tri Novi (39), driver ojek online di Undaan, Kecamatan Genteng, Surabaya, berharap agar pemberian THR dilakukan secara merata tanpa pandang bulu.

“Sebenarnya THR ini secara umum menguntungkan sih, cuma kan kasian sama teman-teman (driver ojol) yang misalnya beberapa bulan terakhir enggak aktif, masa ya enggak dapat,” kata Tri saat ditemui Kompas.com, Jumat (14/3/2025).

Dia mengatakan, sekitar lima atau empat tahun lalu juga pernah menerima THR dari penyedia aplikasi ojek online sebesar 10 sampai 20 persen dari rata-rata pendapatan bersih bulanan selama 90 hari kerja.

“Jadi meskipun misalnya 3 hari kerja, lalu 3 hari libur, itu tetap dihitungnya (rata-rata pendapatan) selama 90 hari. Biasanya turunnya (THR) itu tujuh hari sebelum Hari Raya dan lansgung masuk ke saldo,” ujarnya.

Tetapi, selama tiga tahun terakhir dirinya tidak lagi mendapatkan THR, melainkan digantikan dengan sembako.

“Tiap tahun beda-beda, kalau tahun kemarin itu ada beras sekitar tiga kilogram, minyak, mi instan lima bungkus, terkadang juga pernah dapat uang Rp 50.000,” tuturnya.

Menurutnya, jumlah THR sebesar 20 persen dari rata-rata pendapatan bersih bulanan selama 12 bulan terakhir tersebut sudah terbilang cukup besar.

Dia berharap nominal THR yang didapat oleh pengemudi ojol bisa mencukupi kebutuhan untuk Lebaran.

“Kalau jumlah segitu lumayan sih sebenarnya, kan bisa dipakai untuk kebutuhan Lebaran,” ucapnya.

Sementara itu, Djuanda (56) pengemudi ojol lainnya, mengaku was-was. Sebab, pemberian THR bagi ojol belum pasti kapan direalisasikan.

“Kalau saya sih enggak mau berharap banyak sama manusia, tapi harapannya mudah-mudahan tercapai program itu,” katanya.

Pria kelahiran 1969 itu mengaku, selama ini belum pernah mendapatkan apapun secara cuma-cuma dari penyedia aplikasi ojek online sejak bergabung sebagai jadi pengemudi ojol pada tahun 2017. 

Bahkan, setiap hari raya, untuk mendapatkan bonus, dia harus mengejar poin untuk memenuhi target bonus yang akan dia dapatkan menjelang Lebaran.

“Tapi kalau sekarang saya enggak terlalu ngejar (bonus-bonus) itu lagi, ya yang penting setiap hari bawa uang Rp 150.000 ke rumah karena secara ekonomi juga sudah dibantu sama istri,” ujarnya.

Baginya, berapa pun jumlah THR yang diberikan akan sangat menguntungkan sebagai tambahan untuk kebutuhan Hari Raya.

“Saya sih doa saja semoga benar-benar terwujud, mau dikasih 20 persen atau berapa pun tetap bersyukur daripada enggak dikasih,” ucapnya sembari tertawa.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/03/14/132658678/harapan-driver-ojol-surabaya-thr-benar-benar-terlaksana-berapa-pun

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com