Salin Artikel

Disperindag Kota Pasuruan Temukan MinyaKita Tidak Sesuai Volume

Dari enam botol yang diuji, ditemukan bahwa tiga produsen tidak memenuhi standar volume yang tertera pada kemasan.

Pihak Disperindag mengimbau pedagang dan pembeli untuk lebih waspada dan tidak menjual atau membeli produk yang isinya kurang dari kewajaran.

Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kota Pasuruan, Riski Pramita, bersama sejumlah petugas uji tera, mengambil sampel dari MinyaKita di Pasar Kebonagung, Kota Pasuruan, pada Senin (10/03/2025).

"Hasilnya dari enam produsen, ditemukan tiga produsen MinyaKita yang tidak sesuai volume yang tertera dalam kemasan, baik botol maupun kantong plastik. Yang diperiksa tadi kemasan satu liter semuanya," ujar Riski.

Dari hasil uji takar yang dilakukan Disperindag, tiga produsen yang memenuhi standar volume adalah Wilmar dengan isi 1.015 ml, PT Asean Argo Joyo Jakarta dengan isi 990 ml, dan PT Mahesi Agri Karya juga dengan isi 990 ml.

Sementara itu, tiga produsen yang tidak sesuai volume adalah CV Aneka Sawit Surabaya dengan isi 945 ml, CV Amaly Food Gresik dengan isi 970 ml, dan PT Kusuma Mukti Remaja Karanganyar, Jawa Tengah, dengan isi 980 ml.

"Menurut Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 27 Tahun 2017, batas kekurangan maksimal hanya 15 ml per liter. Namun, beberapa produk yang ditemukan di lapangan justru jauh di bawah standar," tambahnya.

Menanggapi hasil temuan ini, Disperindag mengimbau agar pembeli lebih memperhatikan dan mengawasi peredaran MinyaKita yang tidak sesuai volumenya.

Sebelumnya, di beberapa daerah ditemukan kemasan botol MinyaKita yang kurang volume hingga 25 persen.

"Kalau di Pasuruan sudah tidak ada minyak yang kemasan 1 liter tetapi isinya hanya 750-800 mililiter. Penjual bisa menolak jika ada kiriman barang yang tidak sesuai ukuran volumenya," pesan Riski.

Disperindag Kota Pasuruan berencana untuk melaporkan hasil temuan ini secara berjenjang ke Disperindag Provinsi Jawa Timur dan Kementerian Perdagangan.

Sementara itu, Wiwik, salah satu penjual sembako di Pasar Kebonagung, menyatakan bahwa peredaran MinyaKita yang kurang volume tidak ditemukan dalam dua pekan terakhir.

Untuk menghindari masalah tersebut, ia memilih untuk menjual MinyaKita dari produsen yang sudah dikenal.

"Karena kalau MinyaKita yang 'banci' itu sudah tidak ada. Saya lebih baik menjual MinyaKita yang sudah dikenal lama produsennya atau menjual minyak goreng selain merek MinyaKita. Karena lebih aman dan pembelinya percaya," ungkap Wiwik.

Dari pantauan Kompas.com, harga MinyaKita di Kota Pasuruan rata-rata dijual di atas harga eceran tertinggi (HET), yakni sebesar Rp 17.000 per liter.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/03/10/213639378/disperindag-kota-pasuruan-temukan-minyakita-tidak-sesuai-volume

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com