Salin Artikel

Lika-liku Berjualan Kurma di Kota Malang: Ada yang Kalah Saing dengan "Online", Ada Juga yang Tetap Ramai

Salah satu toko di Jalan Piere Kapten Tendean mengaku mengalami sepi pembeli dengan alasan pengaruh derasnya penjualan kurma online.

Pegawai Toko Amanah tersebut, Ahmad Soni (31) mengatakan bahwa rata-rata penjualan kurma di tempatnya bekerja itu berkisar 8-10 kilogram dalam sehari.

Hal ini berbeda saat Ramadhan tahun 2024 lalu, yang bisa terjual hingga 20 kilogram.

"Kalau tahun ini agak sepi, orang-orang lebih memilih belanja di online ketimbang langsung datang ke toko. Kemungkinan orang-orang ya malas keluar, jadi lebih memilih pesan di online, enggak usah keluar rumah, lebih praktis," kata Ahmad Soni, Jumat (7/3/2025).

Kondisi itu juga terjadi pada penjualan kurma yang ada di dalam kemasan kardus.

"Setiap dus isinya 10 kilogram, itu sekarang orang paling beli satu atau dua dus saja, tapi enggak setiap hari. Kalau tahun lalu bisa 5 dus, 10 dus, setiap harinya," katanya.

Menurutnya, penjualan kurma yang sepi di tokonya karena dipengaruhi adanya peningkatan harga, meskipun di toko online sebenarnya juga dibebankan ongkos kirim.

Harga kurma yang dijual di Toko Amanah mulai dari Rp 40.000 hingga Rp 121.000 setiap kilogramnya, tergantung dari jenisnya.

"Beberapa kurma itu harganya naik, jadi orang-orang ini lebih memilih belanja di online, karena kenaikannya berkisar antara Rp 20.000 sampai Rp 30.000 lumayan tinggi naiknya," katanya.

Selain itu, di Toko Amanah tidak menjual produk kurma asal Israel.

"Kalau disini jual kurma non-Israel, anti sama Israel karena kita tahu saudara kita di Palestina dijajah sudah berapa tahun itu lamanya. Jadi kita benar-benar boikot produk-produk Israel," katanya.

Berbeda dengan toko lainnya, di Toko Raja Kurma yang berada di Jalan Yulius Usman, ramai dengan pembeli kurma.

Pemilik Toko Raja Kurma, Zakaria mengatakan, penjualan kurma di tempatnya meningkat drastis lebih dari 100 persen saat awal Ramadhan ini.

"Kita setiap hari datang satu truk kurma dari berbagai jenis, satu truk itu sekitar 7 ton kurma, ini sekitar 10-15 truk yang sudah masuk sini," kata Zakaria.

Penjualan jenis kurma yang paling laris di tempatnya, yakni dari Mesir seperti golden valley, kemudian juga sukari dan ajwa dari Arab Saudi, serta kurma ruthob dari Libya.

"Kita tidak menjual kurma Israel, jadi kurma Israel itu kurmanya jenis kurma medjool, sedangkan kita jual kurma medjool cuma yang dari Palestina, dan kita mempunyai sertifikat asli dari Palestina-nya juga, dari petaninya langsung," katanya.

Kemudian, untuk harga kurma dalam kemasan kardus mulai dari Rp 185.000 hingga Rp 300.000 setiap 10 kilogram.

"Kalau harganya ada beberapa yang naik, seperti kurma khalas saad, kemudian yang sebagian besarnya tetap sih. Kita kalau harga ngikutin supplier-nya, dapatnya berapa, kita jual berapa. Jadi kalau naik kita naikkan, kalau enggak naik ya tetap aja gitu," katanya.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/03/07/221354278/lika-liku-berjualan-kurma-di-kota-malang-ada-yang-kalah-saing-dengan-online

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com