Salin Artikel

Pengusaha Jadwal Sholat Digital di Magetan Kewalahan Penuhi Permintaan pada Bulan Puasa

Namun, kesibukan tampak di wajahnya saat ia mengemas panel lampu LED berukuran sekitar 30 cm persegi ke dalam kardus.

Di dalam toko, sejumlah jadwal waktu sholat digital (JWS digital) dari berbagai ukuran tertata rapi di rak kaca, sementara sebagian lainnya telah siap untuk dikirim ke berbagai toko di eks karesidenan Madiun.

"Kami nyebutnya jam waktu sholat JWS. Untuk produknya masih terbatas, sehari baru 10 biji yang dikirim," ujar Parlan saat ditemui di tokonya pada Selasa (4/3/2025).

Pada bulan Ramadhan, Parlan mengaku permintaan JWS digital buatannya meningkat tajam, terutama untuk menghias dinding masjid dan mushala.

Dalam satu hari, permintaan bisa mencapai ratusan biji.

Namun, karena terbatasnya produksi, jatah pengiriman ke setiap toko pelanggan harus dikurangi.

"Banyak permintaan memang pas bulan puasa. Karena banyak toko yang minta, akhirnya kami batasi per toko hanya 3 biji karena kemampuan produksi kami hanya 10 biji per hari," imbuhnya.

Parlan menjelaskan bahwa harga JWS digital buatannya berkisar antara Rp 1,5 juta hingga Rp 3,5 juta, tergantung pada ukuran dan jenis panel LED yang digunakan.

Untuk JWS digital seharga Rp 1,5 juta, panel LED yang digunakan memiliki ukuran pixel yang lebih besar dengan dimensi 80 cm x 35 cm.

Sementara untuk JWS digital seharga Rp 3,5 juta, menggunakan panel LED dengan pixel yang lebih rapat.

"Semakin rapat LED-nya, hasilnya semakin bagus dan harganya juga berbeda. Untuk ukuran tinggi 35 cm dan panjang 128 cm dengan panel LED yang rapat itu bisa dijual Rp 3,5 sampai Rp 4 jutaan, belum termasuk biaya pemasangan," ungkap Parlan.

Memasuki bulan puasa, Parlan mengaku pemesanan JWS digitalnya meningkat bisa mencapai tiga kali lipat dari hari biasa.

"Produksi kami terbatas per hari hanya 10 biji, sementara permintaan pasar berapa pun diterima. Masalahnya, dibutuhkan ketelitian dan bahasa pemrograman yang banyak. Belum mencoba, sudah berpikir pasti sulit," ucapnya.

Berawal dari parabola

Parlan memulai kariernya di dunia usaha dengan menjual antena parabola untuk televisi.

Pada saat itu, kebutuhan antena parabola sangat tinggi, sehingga ia mendirikan perusahaan sendiri untuk menjual parabola dengan pangsa pasar hampir di seluruh Jawa Timur.

Namun, dengan munculnya TV kabel, permintaan antena parabola mulai menurun.

Parlan pun melirik usaha penjualan panel LED yang digunakan untuk pembuatan jam waktu sholat, baliho, papan pengumuman, dan papan harga.

"Waktu itu jarang yang melakukan usaha penjualan panel LED, sehingga kami juga masih kesulitan untuk memenuhi permintaan toko saat ini," terangnya.

Ajak penghuni Lapas belajar

Parlan mengaku kesulitan mencari pekerja untuk merangkai panel LED menjadi JWS digital karena harus melakukan pelatihan terlebih dahulu.

"Kalau merangkai saja banyak yang bisa, tetapi JWS digital ini membutuhkan rangkaian program agar bisa menampilkan waktu sholat dengan akurasi tinggi," ucapnya.

Selain merekrut karyawan dari masyarakat, Parlan juga tertarik mengajak penghuni lapas di Kabupaten Magetan untuk belajar membuat JWS digital.

"Sudah kami sampaikan ke pihak lapas, masih menunggu mempersiapkan tempat pelatihan. Dengan memiliki keterampilan tersebut, penghuni lapas tidak akan kesulitan mencari kerja," katanya.

Parlan juga menghasilkan karya pemantau kebakaran yang dipasang di Pasar Baru Magetan.

Dalam kolaborasi dengan MAN 2 Magetan, ia menciptakan alat pemantau kebakaran yang memiliki akurasi tinggi.

"Ada beberapa titik pemantau yang dipasang di Pasar Baru Magetan yang langsung tersambung dengan kantor pemadam kebakaran." 

"Jika terjadi kenaikan suhu yang diperkirakan akan menimbulkan kebakaran, secara otomatis akan memberitahukan ke kantor pemadam kebakaran," katanya.

Dengan aplikasi pemantau kebakaran tersebut, Kantor Pemadam Kebakaran Kabupaten Magetan dapat mengetahui perkembangan proses jika terjadi kebakaran.

"Tahapannya bisa dipantau dari peningkatan suhu, kemudian muncul asap, hingga muncul api dengan tahapan suhunya. Ini memudahkan pemadam kebakaran untuk mengambil tindakan yang tepat," pungkasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/03/04/104551778/pengusaha-jadwal-sholat-digital-di-magetan-kewalahan-penuhi-permintaan-pada

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com